James Demile Nyaris Dihajar Gurunya Sendiri Bruce Lee Gara gara Salah Omong
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 18 September 2023 11:55 WIB
Bruce menepukkan beberapa sarung tangan ke telapak tangannya yang lain, dan menyarankan agar saya menantangnya. Dia sangat kesal dan sepertinya ingin berkelahi.
Saya tahu saya berada di situasi yang sangat berbahaya. Melawan Bruce Lee saat dia sedang tenang, itu saja sudah kegilaan. Tapi melawan Bruce Lee saat dia sedang marah, berarti sama saja dengan mengundang kematian mendadak!
Satu-satunya kenangan lucu tentang peristiwa tegang itu adalah bahwa pada saat itu saya membawa senjata pistol. Saya menyimpannya di saku jas dan jari saya ada di pelatuknya.
Saya dengan tenang berpikir dalam hati bahwa jika Bruce Lee melompat ke arah saya, saya akan melubangi tubuhnya dengan peluru.
Baca Juga: Camilan Asal Jakarta Kerak Telor Dicatat Sebagai Kekayaan Intelektual Komunal Indonesia
Saat itu, saya meminta maaf sekali lagi, berbalik badan dan berjalan keluar. Itulah terakhir kalinya saya berbicara dengan Bruce Lee.
Saya harus jujur. Jesse (murid Bruce Lee lainnya) adalah temannya. Taky (murid lain) adalah temannya. Saya adalah bagian pelatihan yang bodoh.
Saya mengenal Bruce Lee selama beberapa tahun, bersekolah bersamanya, makan bersamanya, pergi ke bioskop bersamanya, dan berkumpul dengannya serta yang lainnya.
Kepentingan kita bersama adalah bertarung. Evaluasi pribadi saya terhadap Bruce Lee akan tetap bersifat pribadi, saya simpan dalam hati. Tapi, sebagai seorang petarung, Bruce Lee adalah yang terbaik.***