Lawan Disinformasi, AJI dan Google News Initiative Gelar Diskusi di Kupang NTT
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 17 September 2023 05:19 WIB
Adi Marsela menyebutkan kalau jelang tahun politik 2024 informasi digital berkembang pesat, disinformasi telah menjadi ancaman yang semakin mengkhawatirkan bagi masyarakat modern.
Penyebaran informasi palsu atau salah secara sengaja melalui media sosial dan platform digital lainnya telah menyebabkan dampak yang merusak individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
Disinformasi tidak hanya dapat mengancam demokrasi dan keamanan, tetapi juga dapat merusak reputasi organisasi, menyebabkan ketidakpercayaan pada lembaga publik, dan mengganggu proses pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat modern ini, kolaborasi lintas sektor dan usaha bersama dari pemerintah, sektor swasta, lembaga media, dan masyarakat sipil menjadi krusial dalam melawan disinformasi dan memastikan kebenaran informasi yang lebih terjamin.
Persebaran disinformasi yang masif dan cepat melalui internet telah mengubah paradigma penyampaian informasi dan komunikasi di masyarakat.
Tren ini menciptakan ekosistem informasi yang kompleks, dimana informasi yang salah atau menyesatkan seringkali dapat dengan mudah menyebar.
Disinformasi dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti berita palsu, rumor, propaganda, dan manipulasi citra.
Selain itu, perilaku algoritma di platform media sosial dapat memperkuat fenomena "filter bubble," yang dapat membatasi akses pengguna ke perspektif dan informasi yang beragam, sehingga memperparah perpecahan dan ketidaksepahaman.
Untuk melawan disinformasi membutuhkan kerjasama antara para ahli teknologi, akademisi, jurnalis, dan pengambil keputusan untuk mengembangkan pendekatan kolaboratif yang holistik dan efektif.
Pentingnya kolaborasi dalam upaya melawan disinformasi juga tercermin dalam tantangan yang dihadapi oleh upaya individu dan organisasi.