Dr KH Amidhan Shaberah: Berwajah Imut tapi Teroris
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 15 September 2023 21:44 WIB
Banyak orang menyumbangkan hartanya karena Dananjaya menyatakan, sedekah dan infak kaum muslimin yang diserahkan ke platformnya akan dipakai untuk membantu fakir miskin dan membangun tempat ibadah.
Dananjaya juga mengaku menyebarkan ratusan kotak amal di berbagai tempat keramaian seperti mal, supermarket, dan masjid, untuk mencari dana guna membiayai aksi terornya tadi.
Modus pengumpulan dana model terakhir ini sebetulnya sudah basi. Karena sebelumnya, banyak kelompok teroris melakukan pengumpulan dana dengan kotak amal.
Sebut saja, Para Wijayanto, pimpinan Jamaah Islamiyah (JI), yang ditangkap Densus 88 di Bekasi, 29 Juni 2019 lalu. Ia mengaku berhasil mengumpulkan dana ratusan miliar rupiah dari ribuan kotak amal yang ditempatkan di pusat-pusat keramaian seperti mal, masjid, dan lain-lain.
Baca Juga: Megawati dan Gloria Arroyo Bahas Penghapusan Hukuman Mati
Tak hanya itu, JI juga berhasil membangun bisnis macam-macam seperti perkebunan sawit, pertanian, toko serba ada, dan lain-lain. Sehingga JI mempunyai dana yang sangat besar untuk membiayai aksi-aksi-aksi terornya.
Pertanyaannya, setelah tewasnya Agus Sujatno di Bandung; ditangkapnya Dananjaya Erbening di Bekasi, terus dipenjaranya Para Wijayanto di Lapas Cipinang, masih akankah para teroris itu bermunculan? Jawabnya, jelas masih.
ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang kini dipimpin Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi -- sepeninggal Abu Bakar Al-Baghdadi -- ternyata masih tetap membangun jaringan di seluruh dunia. Meski di Timur Tengah, tentaranya sudah dikalahkan militer resmi Suriah dan Irak.
Tentara ISIS yang kini bersembunyi di sejumlah wilayah "abu-abu" di Timur Tengah, Afganistan, dan Pakistan dengan jalan membaur dengan kelompok-kelompok Islam garis keras, jelas tak akan menghentikan cita-citanya mendirikan kekhalifahan Islam.
Baca Juga: Sandiaga Uno Ajak Komunitas di Sragen Perkuat Inovasi, Kolaborasi, dan Kreativitas