Rika Sudjiman: Kedekatan Ganjar dengan Wong Cilik Jadi Bahan Olok Olok Lawan Politik
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 11 September 2023 11:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kedekatan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan wong cilik acapkali menjadi bahan olok-olok lawan politiknya.
Gelombang serangan terjadi di dunia maya oleh para pendengung bayaran atau lebih dikenal dengan BuzzeRp dengan tuduhan standar terhadap Ganjar: gimik pencitraan.
Ganjar memiliki latar belakang berbeda dengan kebanyakan politisi. Bila umumnya mereka lahir dari lingkungan elite. Sebaliknya suami Siti Atikoh ini lahir dan tumbuh di keluarga biasa. Ayah Ganjar cuma polisi berpangkat rendah dengan gaji pas-pasan.
Baca Juga: Polling Institute: Erick Thohir Cawapres yang Paling Populer, Capres Pasangannya Bakal Menang
Dirinya pernah merasakan, bagaimana sebutir telur dibagi empat adalah lauk istimewa.
Ganjar tidak pernah berlagak menjadi sinterklas saat menyapa rakyatnya. Selain tidak pantas, sikap seperti itu sama saja melecehkan mereka.
Jangan lupa, wong cilik Indonesia adalah salah satu spesies paling tangguh di muka bumi. Mereka mampu mengelola penderitaan, mengolahnya, kemudian dijadikan lelucon untuk menghibur dirinya sendiri.
Apakah ketika Ganjar menyapa, otomatis langsung melenyapkan segala kesulitan hidup? Pastinya tidak. Ganjar hadir sebagai keponakan, paman, kakak sampai sahabat karib yang selalu dirindukan. Rakyat butuh ditemani.
Dengan bahasa yang mudah dimengerti, Ganjar selalu menanyakan kabar, pekerjaan, tanaman di ladang dan sawah, sampai dengan acara TV favorit yang sedang diikuti. Ganjar datang sebagai manusia, untuk menemani.
Dalam keseharian sebagai gubernur, empati juga selalu dikedepankan oleh Ganjar. Tengok saja mobil dinas, pakaian, sampai makanan yang disantap. Semua berdasarkan fungsi dan manfaat.
Meski bisa mendapat fasilitas lebih, Ganjar pilih tidak mengambilnya. Tidak elok rasanya menggunakan fasilitas mewah, walau tidak melanggar aturan, ketika belum semua rakyatnya sejahtera.
Pada tataran kebijakan, kemiskinan menjadi prioritas utamanya. Sebut saja SMKN Jateng, sekolah asrama gratis untuk anak-anak dari keluarga miskin.
Baca Juga: Kunci Jawaban Soal SD Kelas 2 Tema 2 Halaman 135, Ayo Berhitung Skor Beni
Selain dilatih keterampilan dan mendapat pendidikan karakter, pihak sekolah juga terus menjalin relasi dengan dunia industri untuk menampung mereka ketika lulus. Hasilnya, dari lebih dari 1.800 lulusan sejak 2017, 80 persen di antaranya bekerja. Sisanya? Melanjutkan ke perguruan tinggi.
Berhasil dengan program tersebut, Ganjar lantas mengaplikasikan hal serupa di 15 SMK Negeri di seluruh Jateng dengan konsep semi boarding. Belakangan, SMKN Jateng mendapat apresiasi Presiden Jokowi. Bahkan, presiden meminta mendikbud untuk mempelajari, kemudian diterapkan pada level nasional.
Selanjutnya, untuk memerangi stunting, Ganjar meluncurkan program 5Ng. Tidak hanya stunting, terobosan ini juga efektif menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kematian balita.
Di bidang infrastruktur, gerakan seribu embung yang diinisiasinya berhasil membangun 1.300 lebih embung di seluruh Jateng dalam sepuluh tahun terakhir.
Baca Juga: Dillon Brook Menggila, Kalahkan Amerika Serikat Kanada Raih Peringkat 3 FIBA World Cup 2023
Tidak hanya mengendalikan banjir, embung tersebut juga bermanfaat sebagai sumber irigasi, bahkan bisa dikembangkan sebagai objek wisata.
Rasanya tidak mungkin jika harus menulis seluruh pencapaian Ganjar pada tulisan ini.
Karena Ganjar tidak mungkin mendatangi puluhan juta rakyat Jateng satu persatu. Ganjar ingin menjangkau rakyatnya secara lebih luas, maka media sosial dimanfaatkan. Memastikan selalu hadir dalam hidup mereka, walau melalui rekaman video singkat.
Di sela kesibukan, Ganjar selalu menyempatkan membuka media sosial. Banyak sekali aduan hingga curhatan masyarakat yang masuk ke akun pribadinya. Mulai dari jalan rusak sampai masalah pribadi.
Cinta Ganjar kepada rakyatnya tidak bertepuk sebelah tangan. Tiap kali turun ke lapangan, Ganjar selalu dikerumuni rakyat. Tidak sekedar mengajak berswafoto, banyak di antaranya datang membawa hasil kebun atau makanan buatan sendiri untuk sosok yang begitu mereka cintai.
Beberapa waktu lalu adalah hari terakhir Ganjar mengabdi sebagai Gubernur Jawa Tengah. Sepuluh tahun yang penuh cerita. Saat berpamitan langung, tidak sedikit rakyat yang dijumpainya meneteskan air mata.
Ganjar menjadi pahlawan tidak saja karena kebijakan-kebijakan pro rakyat. Tapi juga oleh kerelaan hatinya untuk tetap menjadi manusia.
Terima kasih, Ganjar Pranowo.
(Oleh: Rika Sudjiman) ***