Benny Susilo: Kesatuan Wujud Individual Dapat Dibuktikan Secara Rasional.
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 21 Agustus 2023 15:30 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kesatuan wujud individual dapat dibuktikan secara rasional. Pengalaman mistik adalah sebuah persepsi huduri terhadap kesatuan wujud individual. Demikian dinyatakan Benny Susilo.
Benny Susilo akan mengikuti ujian promosi doktor Pemikiran Islam, yang akan diadakan di Auditorium Prof Dr Suwito SPs UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Selasa, 22 Agustus 2023 besok.
Judul disertasi Benny Susilo adalah “Wahdat Al-Wujud dalam Filsafat Mulla Sadra: dari Kesatuan Wujud Gradatif menuju Kesatuan Wujud Individual.” Sebagai promotor: Prof. Dr. Zainun Kamal dan Prof. Dr. Amsal Bahtiar.
Benny mengungkapkan, wahdat al-wujud merupakan salah satu isu paling kontroversial dalam dinamika pemikiran tauhid.
Bagi penentangnya wahdat al-wujud adalah suatu kekafiran dan penodaan atas kesucian Tuhan. Sedangkan bagi pendukungnya, wahdat al-wujud adalah bentuk ketauhidan tertinggi.
Mulla Sadra, seorang filosof kenamaaan Persia mengklaim berhasil membuktikan wahdat al-wujud dengan demonstrasi rasional.
Disertasi Benny ini bertujuan mengevaluasi jalan pembuktian yang diambil Mulla Sadra, dari kesatuan wujud bergradasi menuju kesatuan wujud individual dan konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan akibat penerimaan klaim Mulla Sadra.
Penelitian Benny ini adalah penelitian kualitatif dengan menerapkan metode riset kepustakaan dalam pencarian data. Sumber data primer berupa seluruh karya-karya Mulla Sadra di bidang filsafat, ‘irfan, tafsir Alquran dan hadis tanpa pemilahan demi tercapainya induksi sempurna.
Baca Juga: PWI Minta Regulasi Kemasan Jangan Tebang Pilih
Metode analisis yang diterapkan adalah interpretasi, koherensi intern dan holistika. Penelitian filsafat ini mengunakan bantuan dua disiplin ilmu sebagai pendekatan, yaitu ilmu ‘irfan teoritis dan ilmu logika.
Penelitian Benny menghasilkan beberapa temuan. Di antaranya, mendukung pandangan Mu’allemi bahwa argumentasi Mulla Sadra melalui relasi kausalitas tidak mencukupi untuk penegakan klaim kesatuan wujud individual.
Kekuatan argumentasi hanya membawa pada berubahnya kausalitas (al-‘illiyyah) menjadi hal ihwal (tasha’un). Jika argumentasi relasi kausalitas dijalankan bersamaan dengan argumentasi ketakberhinggaan wajib al-wujud, maka klaim kesatuan wujud individual menjadi dapat diterima.
Menurut Benny, dua argumentasi ini bagaikan satu keping mata uang yang kedua sisinya harus ada secara bersamaan.
Baca Juga: Berikut Perjalanan Timnas Putri Spanyol Menuju Juara Piala Dunia Wanita 2023
Jika dilihat dari arah makhluk melalui relasi kausalitas, maka wujud makhluk adalah obyek yang direlasikan (mudaf), sekaligus relasi (idafah) dari sebuah relasi iluminatif (al-idafah al-ishraqiyyah).
Jika dilihat dari arah Tuhan maka Dia adalah wujud segala sesuatu dan sumber relasi (mudafilayh).
Temuan dalam penelitian ini memberikan kontribusi bagi cabang ilmu Philosophy of Mysticism, berupa landasan falsafi posibilitas pengalaman mistik. Ini sekaligus memberikan batasan-batasan bagi tafsir pengalaman mistik dan menolak pengalaman mistik sebagai pengalaman hulul dan ittihad.
Paham wahdat al-wujud dengan berbagai varian penafsirannya hingga kini masih menuai pro dan kontra. Meskipun paham wahdat al-wujud dinisbatkan kepada kelompok sufi, tetapi dari kalangan sufi pun terjadi silang pendapat menyangkut paham ini.
Sebagian besar filosof dan teolog muslim menolak wahdat al-wujud.
Tidak sedikit dari kalangan teolog muslim menilai wahdat al-wujud berimplikasi pada keyakinan inkarnasi Tuhan pada mahluk (al-hulul) dan kesatuan Tuhan dan makhluk (al-ittihad).
Sebagian sufi yang penyokong paham wahdat al-wujud meyakininya sebagai bentuk tauhid tertinggi. Kebanyakan mereka menjadikan pengalaman peleburan (al fana) atau pengalaman mistik (mystical experience) sebagai basis epistemologis klaim bahwa yang ada hanya wujud Tuhan saja.***