Mengenal Penyakit ISPA yang Dipicu Memburuknya Kualitas Udara di Jakarta
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 15 Agustus 2023 11:12 WIB
Pneumonia dianggap berat jika bayi batuk, mengalami napas cepat lebih dari 60 kali per menit, dan menunjukkan tanda bahaya lainnya.
Tidak adanya pneumonia terjadi jika bayi pilek tanpa sesak napas atau dengan laju pernapasan kurang dari 60 napas per menit.
Sedangkan untuk orang dewasa factor utamanya adalah factor lingkungan, seperti rumah yang pengap, ventilasi serta musim pancaroba, kamar kecil serta populasi yang padat.
Kemudian faktor lain seperti kelelahan, gizi buruk, anemia, dan kedinginan juga dapat mempengaruhi kondisi badan.
Masalah ISPA masih menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat di Indonesia.
Data dari Survey Kesehatan Nasional (SURKESNAS) Tahun 2011 menunjukkan bahwa proporsi kematian khususnya anak-anak akibat ISPA masih tinggi.
Meskipun banyak korban yang meninggal akibat infeksi saluran pernapasan akut dan pneumonia, upaya untuk mengatasi masalah ISPA masih kurang memadai.
Masalah ini menunjukkan bahwa ISPA tetap menjadi tantangan global yang perlu ditangani dengan serius.
Diperlukan langkah-langkah pencegahan yang lebih intensif, terutama dalam hal edukasi masyarakat mengenai cara mencegah ISPA dan meningkatkan kesadaran akan bahayanya.
Selain itu, peningkatan kualitas udara di perkotaan, seperti Jakarta, juga menjadi faktor kunci dalam mengurangi prevalensi ISPA.
Dengan upaya pencegahan yang tepat dan perhatian yang proporsional, diharapkan angka kasus ISPA dan kematian akibatnya dapat ditekan, sehingga generasi muda Indonesia dapat tumbuh dengan lebih sehat dan berkualitas.***