Saiful Huda Ems: Rocky Gerung yang Tak Bijaksana
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 12 Agustus 2023 08:00 WIB
Bukankah semua bangsa mempunyai adatnya sendiri-sendiri? Di Jerman misalnya, orang mengatai orang lainnya dengan kalimat:"Du bist Schwein!" (kamu babi !), atau "Du bist Arsloch!" (kamu dobol/bangsat !), pasti akan menjadi keributan panjang.
Filsuf Yunani yang sangat masyhur dan sangat saya kagumi perihal seni debatnya, yakni Socrates (470-399 SM), sejauh yang saya pelajari penampilan dan tindakannya tidak seperti Rocky Gerung itu.
Dengan metode dialektika kritisnya, Socrates menghabiskan hari-harinya untuk mensugesti orang-orang Athena agar menjadi cerdas dan kritis. Dan ketika orang-orang itu sudah cerdas dan kritis, dengan sendirinya mereka tidak mudah dibodohi oleh kaum bangsawan feodal di masa itu.
Baca Juga: TOLONG, Bayi Denise Chariesta Butuh Mobil Alphard, Open Donasi hingga Rp2,4 Miliar
Metode dialektika kritis ala Socrates biasa disebut pula dengan Metode Kebidanan, yakni proses membantu melahirkan atau ditemukannya kebenaran dari dialektikanya.
Socrates menemukan ilmu ini karena terilhami oleh ibunya yang berprofesi sebagai bidan, dan yang biasanya membantu kaum perempuan yang hendak melahirkan bayinya.
Socrates filsuf agung, tak pernah berhenti mengajak orang khususnya kaum muda untuk berdialog dimanapun ia jumpai. Ia tak pernah merasa benar sendiri dan tak pernah memaksakan pemikirannya pada orang lain.
Orang-orang diajaknya berdiskusi tentang suatu thema, lalu perlahan namun pasti orang itu terbantu menemukan definisi atau definitio (pembatasan/kesimpulan) dari yang didiskusikannya.
Socrates akhirnya membuat guncang Athena, pemikirannya berhasil mencerahkan penduduknya, hingga Socrates dihukum dengan dipaksa meminum Racun Cemara dengan tuduhan telah meracuni pemikiran para pemuda Athena.
Baca Juga: Ketua MUI Tasikmalaya Dipecat Karena Hadir di Acara Ulang Tahun Panji Gumilang