DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kesan Sehabis Nonton Oppenheimer: Oppie yang Cengeng

image
Memahami persahabatan tak biasa, Oppenheimer dan Einstein dalam konteks bom atom.

ORBITINDONESIA.COM - Nonton film Oppenheimer di Paragon Solo, Selasa malam tak puas. Aku datang terlambat, 20 menit setelah film mulai. Ini karena semula aku mau nonton di Solo Square, ternyata film Oppenheimer sudah gak diputar lagi di sana.

Aku tanya ke bagian tiket XXI, di mana yang masih memutar film Oppenheimer ? Ternyata di Paragon Solo. Aku kejar ke Paragon. Masih bisa beli tiket, meski terlambat.

Terlambat 20 menit dari film panjang 3 jam sebetulnya masih bisa ditolerir. Tapi aku tak puas. Karena film Oppenheimer ini sangat bagus. Makanya setiba di Bekasi aku mau menonton lagi. Ingin melihat dari awal. Mudah-mudahan masih diputar di XX1 Sumarecon.

Baca Juga: Saiful Huda Ems: Tanggapan Atas Ditolaknya PK Partai Demoktrat KLB

Film Oppie ini luar biasa. Kisahnya mengaduk-aduk rasa, rasio, dan etika. Dialognya bermutu, dari masalah sains, filsafat, kemanusiaan, kematian, dan kiamat. Detil dan detik-detik ledakan bom atom pun tersaji dengan runtut.

Bom atom, kata Oppie, bukan bom biasa. Ia bom yang memanipulasi kekuatan alam untuk menghancurkan semesta. Mengerikan. Semacam suicide bomb. Jangan sampai ada lagi bom atom meledak seperti di Hiroshima dan Nagasaki.

Adegan bagaimana pencipta bom atom Oppenheimer yang dipuja kemudian dilecehkan Presiden Truman sangat menyedihkan. Oppie tak setuju pembuatan bom hidrogen yg lebih dahsyat demi "keamanan Amerika."

"Singkirkan anak cengeng itu," kata Truman kepada stafnya. Ya. Oppie dianggap cengeng karena tidak mau membuat bom hidrogen.

Alasan Oppie, jika Amerika membuat bom hidrogen, Uni Soviet pun akan membuat bom yang sama. Uni Soviet juga punya banyak fisikawan yang hebat, ujar Oppie.

Baca Juga: Praktisi Media Minta Wartawan Tidak Kehilangan Sikap Kritis Dalam Memberitakan Isu BPA

Halaman:

Berita Terkait