Yuk Saksikan Keindahan Supermoon di Indonesia Mulai 1 Agustus 2023 dengan Mata Telanjang, Cek Faktanya di Sini
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 31 Juli 2023 14:13 WIB
ORBITINDONESIA.COM- Fenomena Supermoon atau Bulan Purnama Super adalah salah satu peristiwa alam yang selalu dinantikan oleh banyak orang.
Supermoon merupakan salah satu fenomena langka karena jarang terjadi di Indonesia. Lantas fenomena seperti apakah Supermoon ini, berikut deretan faktanya.
Pada tahun 2023 ini, kita akan disuguhkan fenomena Supermoon yang menakjubkan pada awal bulan Agustus, tepatnya pada tanggal 1 Agustus 2023.
Baca Juga: SINOPSIS LENGKAP Film SAW X: Ngeri, Jigsaw Bangkit Lagi untuk Tuntut Balas
Pada momen Supermoon tersebut, Bulan akan muncul dengan keindahan Bulan Sturgeon atau Sturgeon Moon.
Selain itu, ada pula fenomena lain yang akan hadir di akhir Agustus 2023 bernama Bulan Biru atau Blue Moon.
Masyarakat Indonesia berkesempatan untuk menyaksikan fenomena langka ini dengan mata telanjang karena Bulan Sturgeon akan terlihat sepanjang malam.
Menarik bukan? Kita dapat menyaksikan langsung fenomena alam yang luar biasa ini.
Namun, perlu diingat bahwa kualitas pengamatan fenomena Supermoon ini tergantung pada kondisi cuaca di masing-masing daerah.
Bagi yang kamu yang ingin mengamatinya jangan sampai terlewat, sebab Supermoon hanya berlangsung beberapa waktu dalam hitungan jam saja.
Supermoon terjadi ketika Bulan berada dalam jarak yang lebih dekat dengan Bumi.
Apa dampak adanya Supermoon ini? Fenomena ini tidak akan berdampak secara langsung terhadap bumi maupun Indonesia.
Dampaknya adalah Bulan akan terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Hal ini mengakibatkan saat fenomena berlangsung aka nada perubahan pada pasang surut air laut.
Dimana bulan memiliki gaya gravitasi disaat bulan berada di titik terdekat bumi, maka gaya gravitasi akan lebih kuat.
Dengan adanya gaya gravotasi tersebut, air laut akan tertarik kea rah daratan hingga terjadi pasang.
Hal ini mengharuskan kewaspadaan pada masyarakat yang berada di sekitar pesisir pantai atau laut.
Kecerahan Bulan meningkat sekitar 30 persen, dan cakram Bulan yang terlihat dari Bumi mengalami peningkatan sekitar 14 persen.
Penyebab terjadinya fenomena ini terletak pada bentuk orbit Bulan yang berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna.
Dengan bentuk seperti ini, terdapat saat-saat ketika Bulan berada dalam jarak yang lebih dekat dengan Bumi.
Fenomena Supermoon terjadi ketika Bulan berada pada fase Bulan Purnama dari siklus lunar selama 29,5 hari dan berada di titik terdekat dengan Bumi, yang disebut Perigee.
Perlu diketahui bahwa fenomena Supermoon pada tahun ini akan terjadi empat kali.
Dilansir dari space, seorang ahli gerhana dan mantan astrofisikawan NASA, Fred Espanak, akan ada empat supermoon pada tahun 2023, satu pada bulan Juli, dua pada bulan Agustus, dan satu pada bulan September.
Menurut Fred Espanak tentang Supermoon adalah Bulan Purnama yang berada dalam 90% jarak terdekatnya dengan Bumi, sehingga kita dapat menyaksikan empat fenomena ini tahun ini.
Fenomena pertama telah terjadi pada Senin, 3 Juli 2023 yang lalu, kemudian fenomena pada tanggal 1 Agustus 2023.
Kemudian akan ada pula Blue Moon yang akan terjadi pada tanggal 30 Agustus 2023, dan Harvest Moon pada tanggal 29 September 2023.
Bulan purnama ini sering disebut sebagai Bulan Biru karena merupkan bulan purnama kedua dalam satu bulan yang sama.
Sebagai pembaca yang bijaksana, disarankan untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi yang beredar sebelum mempercayainya.
Pastikan sumber informasi yang digunakan berasal dari sumber-sumber terpercaya.
Dengan demikian, kita dapat menikmati keajaiban fenomena alam seperti Supermoon dengan bijaksana dan penuh pengetahuan.***