Tahukah Anda, Awal Tahun Baru Hijriyah Justru Berawal di Amerika Serikat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 20 Juli 2023 13:35 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Jika Anda mencoba menelusuri info tentang Tahun Baru Hijriyah 1 Muharam dari pada web-web yang baru (yang muncul tahun 1990-an hingga sekarang), maka hanya muncul sedikit informasi.
Justru, jika mau lelah maka, berita tentang Tahun Baru Hijriyah ada pada buku-buku lama ataupun berita tua di web-situs lawas.
Memang, banyak yang tahu atau paham tentang Tahun Baru Hijriyah. Namun cuma sedikit yang paham atau ingat bahwa awal mula perayaannya justru dimulai di Amerika Serikat.
Ketika itu, era 70an, ada semacam kebangkitan religiusitas -revival- agama-agama di AS, dan kemudian menjalar ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Pada era itu, terjadi panen besar agama-agama; tempat-tempat ibadah penuh dengan umat, karena adanya kebangkitan spiritualitas pribadi.
Kebangkitan religiusitas -revival- agama-agama tersebut juga berdampak pada umat Islam Amerika atau sering disebut American Moslem (s), yang dulu didominasi oleh pendatang dari Asia/Timur Tengah dan Afrika; dan disebut Islamic Revival, Kebangkitan Islam.
Jadi, awal "Kebangkitan Islam" itu bukan di Arab Saudi melainkan Amerika Serikat.
Dampaknya adalah adanya kebebasan dakwah, pembangunan mushola, masjid, dan umat Islam Amerika berani muncul di hadapan publik dengan berjilbab atau pun menyatakan imannya secara terbuka.
Baca Juga: Saiful Huda Ems: Terbenturlah dan Kau Akan Terbentuk
Jejak digital menunjukkan bahwa, Tahun Hijriyah muncul dan dimunculkan untuk mengimbangi semarak Perayaan Tahun Baru Universal yang diadakan setiap 31 Desember - 1 Januari.
Para cendikiawan/ilmuawan Amerika Serikat yang beragama Islam (dan juga para Islamolog dari lintas agama) mencoba menelusuri ulang sejarah Nabi Muhammad dalam/untuk menemukan Awal Hijriyah; dan itu digunakan sebagai Awal Tahun Baru Islam; dan digunakan secara menyeluruh di dunia Islam.
Monggo, terserah Anda, mau percaya atau tidak.
Penetapan tanggal awalnya berdasar pada peristiwa sejarah religius yang berhubungan dengan karya Nabi pada masanya; sehingga ditemukan 4 (empat) peristiwa penting, yaitu:
Dihitung dari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dihitung dari wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Dihitung dari hari Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di gua Hira, awal tugas kenabian.
Dihitung mulai dari tanggal dan bulan Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah (usul yang yang terakhir ini pernah diajukan oleh Ali bin Abu Thalib, pada masanya).
Tanggal kelahiran Nabi dan permulaan risalah kenabian tidak diambil, karena masih ada debat waktu serta kronologis yang tepat.
Tanggal dan waktu wafat pun tak bisa digunakan, karena bisa jadi, perayaan suka cita tahun baru, malah menjadi ratapan kesedihan serta kepiluan.
Oleh sebab itu, diambil kesepakatan berdasarkan hijrah Rasul dari Mekkah ke Madinah, (dan ini terjadi di AS, pada masa itu).
Tapi, masih ada perbedaan tanggal Nabi tiba di Madinah, yaitu:
Jumat 16 Rabi’ul Awwal/28 September 622 M.
Senin 12 Rabi’ul Awwal/5 Oktober 621 M.
Jumat 12 Rabi’ul Awwal/24 Maret 622 M.
Baca Juga: PT KAI Tuntut Sopir Truk Kontainer yang Terobos Palang Perlintasan Kereta di Jember, Ini Hukumannya
Agaknya para ahli pada masa kini lebih mengacu pada kekhalifahan Umar bin Khattab, yang memutuskan bahwa tahun 1 Islam/Hijriyah diawali dengan 1 Muharram bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622 M.
Peristiwa penetapan kalender Islam oleh Umar ini terjadi pada hari Rabu, dua puluh hari sebelum berakhirnya Jumadil Akhir, tahun ke-17 sesudah hijrah atau pada tahun ke-4 dari tahun pemerintahannya.
Di balik semuanya itu, tanggal pastinya kapan, ada satu hal yang penting yaitu, Hijrah itu terjadi atau pun fakta sejarah yang bermuatan religius.
Maka, jika hidup dan kehidupan itu sebagai suatu perjalanan religiusitas, maka pada waktunya akan terjadi hijrah dari yang ada ke tak ada.
Atau dari yang tak baik menjadi lebih baik, dan seterusnya, adanya perpindahan yang diikuti perubahan. Atau, jika hidup dan kehidupan adalah perjalanan yang terus menerus, maka akan terjadi hijrah dari dunia ketidakabadian ke alam abadi.
(Oleh: Opa Jappy) ***