Makna Merdeka Menurut Direktur LKaF, Husain Heriyanto
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 17 Agustus 2022 10:24 WIB
Husain mengutip Quran: innahu kaana zhaluuman jahuulan (Sesungguhnya kebanyakan manusia itu menganiaya diri sendiri dan tidak mengenal diri sendiri), demikian firman Tuhan dalam Al-Quran 33:72.
Menurut Husain, setiap kali ia tanyakan apa yang dimaksudkan dengan "memanusiakan manusia", kepada mahasiswa (S1, S2, S3), rekan sarjana, aktivis sosial, agamawan, dan banyak orang, hampir semuanya menjawab terbatas pada ranah tindakan (to do).
Seperti: berbuat baik, menolong sesama, membela yang lemah, melawan kejahatan, dan seabrek daftar kewajiban moral.
“Jawaban itu tentu tidak salah; itu benar. Yang mengagetkan adalah ketika didesak untuk mendeskripsikan jawaban, mereka hanya berkutat pada ranah aksiologis; nyaris tak ada yang merujuk ranah to know apalagi ranah to be,” ujar doktor lulusan Filsafat UI ini.
Baca Juga: Bela Mariana Soal Curi Coklat di Alfamart, Farhat Abbas: Ibu Itu Nggak Maling, Lupa Bayar
Sangat sedikit yang menjawab "memanusiakan manusia" itu adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan, memurnikan jiwa dan seterusnya.
Dan nyaris tak ada yang menjawab "memanusiakan manusia" itu adalah mengenal jati diri sebagai manusia, berani mengada diri sendiri (the courage to be), miliki kemandirian dalam berpikir dan bersikap.
Ternyata, sinyalemen ayat Al-Quran itu adalah benar adanya (demonstratif, burhan), bukan dialektika dan retorika.
“Saya pun khawatir tergolong ke dalam manusia yg aniaya dan jahil diri sendiri! Laa hawla wa laa quwwata illa billaah,” tutup Husain. ***