Penyalahgunaan Platform Digital Dalam Pemilihan Presiden AS 2016 dan Prospeknya di 2024
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 28 Juni 2023 20:25 WIB
Tuduhan tak berdasar menyebar melalui media sosial dan forum online, yang akhirnya berujung pada insiden kekerasan ketika seseorang memasuki restoran pizza dengan membawa senjata api.
Penargetan Kelompok Minoritas: Berbagai contoh ujaran kebencian dan disinformasi yang ditujukan kepada kelompok minoritas terjadi selama pemilu 2016. Pesan rasis dan xenofobia disebarkan, seringkali mengeksploitasi ketakutan seputar imigrasi dan keamanan nasional.
Komunitas seperti Muslim, Hispanik, dan Afrika-Amerika secara khusus menjadi sasaran narasi palsu dan konten yang memecah belah.
Baca Juga: Laga Persija Jakarta Melawan PSM Makassar Tetap di Gelora Bung Karno
Jaringan Bot Otomatis: Jaringan bot otomatis memainkan peran penting dalam memperkuat disinformasi selama pemilu. Jaringan ini menggunakan ribuan akun palsu untuk menyebarkan konten yang menyesatkan, memanipulasi tren, dan menghasilkan dukungan populer yang palsu untuk kandidat atau narasi tertentu.
Kasus-kasus ini menyoroti kerentanan platform digital terhadap penyebaran cepat informasi palsu dan potensi dampaknya terhadap persepsi publik dan pengambilan keputusan.
Mereka juga mendorong diskusi tentang tanggung jawab perusahaan media sosial, perlunya literasi media, dan pentingnya pemikiran kritis saat terlibat dengan informasi online.
Sangat penting untuk tetap waspada, memverifikasi informasi dari sumber yang dapat dipercaya, dan mempromosikan literasi media untuk memerangi penyebaran disinformasi, hoaks, dan ujaran kebencian selama pemilu.***