RENUNGAN: Kemarin Aku Menjadi Pintar, Hari Ini Aku Menjadi Bijak
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 28 Juni 2023 09:25 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kemarin aku menjadi pintar, aku ingin mengubah dunia. Hari ini, aku menjadi bijak. Aku ingin mengubah diriku sendiri.
Teryata tidaklah sesederhana itu, untuk mengubah dunia ternyata tidak hanya menjadi pintar tetapi harus menjadi bijak. Untuk mengubah dunia, aku harus mengubah diri aku sendiri dulu.
Semuanya berawal dari diri sendiri, dengan mengubah diri sendiri, lebih fokus untuk memperbaiki diri. Bagaimana aku bisa mengubah dunia jika tidak bisa menjadi pribadi yang bijak. Teryata pintar itu belum tentu bijak.
Kemarin aku menjadi pintar, aku merasa benar dan sulit menerima perbedaan dan pendapat akulah yang harus diterima.
Hari ini aku menjadi bijak, aku bisa menerima perbedaan, aku bisa berlapang dada untuk menerima pendapat dan perbedaan yang ada, memiliki pikiran yang terbuka dan tidak membesar-besarkan masalah.
Kemarin aku menjadi pintar, aku merespon informasi dengan cepat. Hari ini aku menjadi bijak, aku hati-hati saat merespon informasi.
Kemarin aku menjadi pintar, aku hanya mengandalkan logika. Hari ini aku menjadi bijak, aku bukan hanya mengandalkan logika tetapi berdasarkan perasaan dan intuisi.
Kemarin aku menjadi pintar, aku banyak bicara dan hanya mau sedikit mendengar. Hari ini aku menjadi bijak, aku lebih banyak mendengar dan bicara seperlunya.
Baca Juga: Danone Indonesia Raih 4 Penghargaan Dalam Simposium Pangan dan Gizi Internasional ISFANEA 2023
Kemarin aku menjadi pintar, aku meminta maaf jika benar-benar bersalah. Hari ini aku menjadi bijak, aku meminta maaf meskipun tidak bersalah.
Kemarin aku menjadi pintar, aku menyelesaikan masalah. Hari ini aku menjadi bijak, aku mencegah terjadinya masalah.
Kemarin aku menjadi pintar, aku selalu membela diri agar tidak terlihat salah. Hari ini aku menjadi bijak, aku mampu merendahkan hati dan mengakui kesalahan.
Kemarin aku menjadi pintar, aku cenderung sombong dan terlalu percaya diri. Hari ini aku menjadi bijak, aku menjadi rendah hati.
Aku pintar, aku merasa sudah banyak sekali ilmu yang aku miliki dan tidak perlu lagi belajar.
Aku bijak, aku merasa tetap bodoh dan harus terus belajar.
Rahayu.
Asrof Husin. ***