Mengapa Saya Sinis Pada Mereka yang Omong Enteng tentang People Power atau Revolusi Berdarah Darah
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 22 Juni 2023 08:00 WIB
Penderitaan dan kerugian rakyat banyak sangatlah besar. Pertumbuhan ekonomi sempat minus. Butuh waktu lama untuk memulihkan kondisi menuju normal. Meraih kepercayaan untuk bangkit kembali itu juga butuh perjuangan tersendiri.
Semenderita-menderitanya para tokoh mahasiswa, politisi dan elite politik lainya, yang paling menderita (dan sering jadi korban atau dikorbankan) yang tetap rakyat kecil. Bahkan, rakyat yang tidak terlibat dan tidak tahu apa-apa soal pertarungan politik.
Maka orang-orang yang dengan enteng mengumbar omongan tentang people power atau revolusi berdarah-darah, itu ada dua kemungkinan.
Pertama, dia tidak betul-betul memahami apa yang dia omongkan. Mungkin yang ia tahu baru sebatas teori yang ia pelajari di diktat kuliah.
Kedua, dia cukup memahami yang dia omongkan. Tetapi dia sangat tahu bahwa darah yang akan terkucur di people power atau revolusi berdarah-darah itu adalah darah orang lain! Bukan darahnya sendiri!
Makanya ketika dia bilang “berdarah-darah,” itu dia ucapkan dengan nada enteng saja, tanpa beban.
Kita tidak usah naif. Ketua BEM dari kampus ternama sekaliber UI di zaman sekarang ini sadar betul bahwa dirinya tidak akan menjadi bagian dari yang berdarah-darah itu.
Saya yakin, dia juga belum mengalami apa yang disebut “berdarah-darah” itu. Makanya, cara omongnya enteng saja. Mari berpikir waras!
Satrio Arismunandar, warga Depok II Tengah, Jawa Barat.***