Poltekpar Bali: Sumber Daya Manusia Jadi Kunci Sektor Wisata Memainkan Ekonomi di Bali dan Labuan Bajo
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 20 Juni 2023 06:20 WIB
Kajian tersebut memetakan apa saja keterampilan yang menjadi permintaan industri pariwisata.
“Dalam proses penyusunan kebutuhan keterampilan ini, digunakan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan MRATP (Matrix of Reference for Assessment of Tourism Professions) sebagai dasar untuk mengklasifikasikan keterampilan,” tutur Muliana.
Hasilnya, teridentifikasi sebanyak 62.794 keterampilan yang dibutuhkan, seluruhnya dikategorikan ke dalam empat kelompok besar, yaitu Generic Skill, Core Skill, Functional Skill, dan Specialist Skill yang menjadi kebutuhan utama industri di Bali dan Labuan Bajo sekarang ini.
Pemetaan kelompok ini juga telah dikonfirmasi oleh beberapa narasumber ahli seperti Bagus Sudibya, I Ketut Swabawa dan Muhammad Apriandito, di mana kelompok pertama yaitu Generic Skill mencakup keterampilan yang dapat diterapkan secara umum di berbagai bidang pekerjaan.
Keterampilan tersebut meliputi kemampuan komunikasi, kerja sama tim, pemecahan masalah, dan keahlian dalam penggunaan teknologi informasi.
Untuk kelompok Core Skill mencakup keterampilan yang khusus dibutuhkan dalam pekerjaan di sektor pariwisata, seperti pelayanan pelanggan, pengelolaan waktu, pengetahuan produk pariwisata, dan keterampilan multibahasa.
Kelompok Functional Skill terdiri atas keterampilan yang mendukung fungsi-fungsi khusus dalam industri pariwisata, seperti keterampilan dalam manajemen acara, pemasaran pariwisata, keahlian dalam pengelolaan keuangan, dan pemahaman terhadap regulasi perhotelan.
Sementara Specialist Skill mencakup keterampilan yang spesifik dan mendalam pada bidang tertentu, seperti keahlian dalam seni dan budaya lokal, manajemen restoran, atau perencanaan destinasi pariwisata.
Ketua Kajian Putu Diah Sastri Pitanatri menyampaikan bahwa hasil riset ini penting sebagai dasar dalam menyiapkan sumber daya manusia pariwisata melalui program pendidikan dan pelatihan.
“Kurikulum yang menjadi basis pengajaran, juga dapat di-review dengan lebih mapan sehingga ada link and match antara suplai sumber daya manusia pariwisata dengan demand dari industri,” tuturnya. ***