Mark Manson: Menangkal Hal Positif yang Memanjakan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 16 Agustus 2022 14:52 WIB
ORBITINDONESIA - Selama ini kita diberi tahu bahwa menjadi ‘positif’ adalah jalan menuju kebahagiaan dan kesuksesan, tulis Mark Manson. Atau bagaimana kita dinilai sebagai manusia yang tidak ‘peka’, ‘buruk’, hanya karena kita tidak bisa selalu memberikan bantuan?
"Ternyata melelahkan, ya, ketika dituntut untuk harus menjadi ‘positif’ sepanjang waktu," tulis Mark Manson.
Pada 2016, Mark Manson, seorang mantan karyawan perbankan yang beralih-profesi menjadi penulis blogger, memublikasikan buku bertema self-help dengan judul, The Subtle Art of Not Giving F*ck.
Baca Juga: Hasil Liga 1: RANS Nusantara FC Takluk Atas PSM Makassar, Gol Telat Everton Jadi Penentu
Dilansir dari berbagai media, seperti theguardian.com, buku tersebut sukses di pasaran, terjual lebih dari 10 juta eksemplar yang diterjemahkan ke dalam 60 bahasa, bahkan sempat menduduki #1 New York Times Bestseller (markmanson.net).
Buku ini di pertama kali dirilis percetakan HarperOne, California. Adapun versi Bahasa Indonesia dengan judul, Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat, diterbitkan PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo) pada 2018, dan dicetak ulang sebanyak 14 kali–masih di tahun yang sama.
Dalam bukunya, Manson membuat banyak arguman yang didukung, baik oleh penelitian akademis maupun lelucon menggelitik, yang dikemas dengan cerita-cerita menghibur dan kekinian.
Manson menangkal pola pikir yang memanjakan: kedangkalan merasa lebih baik dengan hal ‘positif’.
Baca Juga: Mengajak Anak Berpetualang dengan Buku
Setiap orang pasti membutuhkan pertolongan. Namun, menyadari dengan bijak bahwa kepedulian kita sangat terbatas adalah hal penting juga.
Membuat orang kagum serta memastikan semua aman terkendali, menurut Manson, itu bukanlah kunci hidup tenang.
Fokus saja pada hal yang benar-benar kita pedulikan. Kita tidak mungkin baik-baik saja atau bahagia sepanjang waktu.
Menurutnya, kehidupan kita akan meningkat dengan tidak berfokus pada kemampuan kita untuk mengubah sesuatu, tetapi belajar bagaimana mencerna dan memahami kemampuan kita dengan lebih baik.
Baca Juga: Thomas Tuchel Terancam Denda Usai Kritik dan Menyudutkan Wasit Anthony Taylor
Seseorang mungkin saja tahu bagaimana membuat lemon menjadi minuman yang menyegarkan, tapi tidak banyak yang memahami bahwa lemon perlu dicerna dengan baik oleh perut kita.
Pada akhirnya, kita dituntun untuk memahami bahwa sesuatu yang tadinya penting, ternyata bisa menjadi sangat tidak berpengaruh pada hidup kita.
Justru, dengan sendirinya akan muncul hal-hal di luar dugaan yang bisa membuat kita menjadi lebih ‘hidup’ dengan nilai-nilai yang membuat hidup lebih tenang.
Nilai-nilai itu yang nantinya akan tumbuh bersama kita.
Baca Juga: Faktor Usia Jadi Alasan Fans Manchester United Tolak Kepindahan Marko Arnautovic, Apa Kabar Ronaldo?
Di waktu yang tepat, memaknai kebahagiaan melalui sikap ‘bodo amat’ akan membangunkan kita untuk mulai menjalani kehidupan yang lebih memuaskan dan apa adanya.
Judul Buku : Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat (The Subtle Art of Not Giving a F*ck)
Penulis : Mark Manson
Alih Bahasa : F. Wicaksono
Ilustrator : wesfixity@gmail.com (modifikasi desain asli karya Joan Oslon)
Tahun Terbit : 2016
Penerbit Asli : HarperOne (2016)
Penerbit lokal : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (2018)
Sumber: Aplikasi Buku Pintar AHA
Peringkas: Hana Hanifah
Editor: Satrio Arismunandar***