PARAH, Polusi Udara di Jakarta 8 Kali Lebih Tinggi dari Ambang Batas yang Ditetapkan WHO, Ini Penyebabnya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 12 Juni 2023 11:01 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Jakarta merupakan kota padat penduduk dimana kemacetan menjadi pemandangan sehari-hari dan tingkat polusi udara di Jakarta terus bertambah setiap tahunnya.
Akibat banyaknya kendaraan yang memadati Jakarta tingkat pencemaran udara menjadi semakin tinggi dan polusi udara di Jakarta terus memenuhi setiap sudut kota.
Saat ini tingkat polusi udara di Jakarta sangat tinggi, bahkan persentasenya sudah delapan kali lipat dari rekomendasi WHO.
Baca Juga: Jakarta Fair Kemayoran Hadir Selama 33 hari, Cek Jadwal Lengkap dan Harga Tiketnya
Dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, lewat akun Twitter-nya @KemenkesRI, menyatakan bahwa beberapa kota di Indonesia juga memiliki tingkat polutan yang tinggi.
Semakin tinggi polusi udara, akan berakibat fatal bagi kesehatan manusia yang tinggal di sekitarnya.
Menurut data yang dibagikan, polusi udara di Jakarta delapan kali lebih tinggi dari rekomendasi WHO dengan rata-rata PM 2,5 sebesar 39.
Baca Juga: Berhenti Menonton TV atau Melihat Ponsel untuk Membuat Cepat Tidur, Lakukan Hal Ini Sebagai Gantinya
Bahkan wilayah perkotaan lain di Indonesia juga memiliki tingkat polutan yang tinggi, seperti Bekasi, Tangerang Selatan, Depok, Bandung, Tangerang, DI Yogyakarta, Bandung Barat, Surabaya, dan Bali.
Setiap kenaikan 10 (μg/m3) PM 2,5 polusi udara, terjadi 5,7 persen kenaikan kasus pneumonia.
Setiap kenaikan 10 (μg/m3) PM 2,5 polusi udara terasosiasi dengan kenaikan 40 persen konsultasi pasien di Jabodetabek, akibatnya terjadi kenaikan keluhan bronkitis, asma, influenza dan rhinitis.
Baca Juga: Inilah 8 Tips Mengolah Daging Kambing Kurban Idul Adha Agar Empuk dan Tidak Bau
Paparan polusi udara dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dalam jangka waktu lama.
Akibatnya, dampak yang ditimbulkan dapat berupa gangguan pernafasan, kardiovaskuler, kanker dan gangguan syaraf bahkan pada kasus yang sangat parah dapat menyebabkan kematian.
Polusi udara berpotensi menyebabkan lebih dari 10 ribu kematian, lebih dari 5 ribu kasus rawat inap untuk penyakit kardio-pernapasan, dan 7 ribu kasus kesehatan terhadap anak-anak.
Baca Juga: Ini Perbedaan Mengumandangkan Takbir Idul Fitri dan Idul Adha yang Harus Anda Perhatikan
Polusi udara berdampak pada kelahiran prematur, berat badan bayi rendah, stunting, asma, ISPA, terlambatnya perkembangan kognitif anak, stroke, kanker paru, hipertensi, serangan jantung, alzheimer, dan demensia.
Selain itu, asap rokok turut menyumbang buruknya kualitas udara.
Saat ini, jumlah perokok di Indonesia berada di peringkat ketiga dunia.
Persentasenya terus meningkat dari tahun ke tahun, utamanya pada kelompok anak-anak dan remaja.
Baca Juga: A Superstar is Born: Putri Ariani dan Stevie Wonder
Indonesia memiliki jumlah perokok laki-laki tertinggi di dunia dan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia setelah India dan China.
70,2 juta atau 34,5 persen orang dewasa di Indonesia merupakan pengguna tembakau.
Prevalensi merokok di kalangan anak-anak usia 10-18 tahun meningkat dari 7,2 persen pada 2013 menjadi 9,1 persen pada 2018.
75 persen perokok di Indonesia memiliki riwayat mulai merokok pertama kali sejak usia dibawah 20 tahun.
Baca Juga: Gempa Bojonegoro Pagi Ini Terasa Kuat, Bikin Warga Berhamburan, Begini Penjelasan BMKG
Konsumsi rokok telah menyebabkan 2 juta orang meninggal setiap tahunnya dan sekitar 70-an juta perokok berisiko tinggi menderita penyakit menular dan tidak menular.
Gangguan sistem pernafasan seperti PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) jadi salah satu dampak dari tingginya konsumsi rokok di masyarakat.
Rokok menyebabkan lebih dari 2 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap tahunnya.
Baca Juga: Di Dukung BRI, Potensi Ekonomi FIFA Match Day Indonesia vs Argentina Bisa Tembus Rp500 Miliar
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia.
Sebanyak 3,23 juta kematian di tahun 2019 penyebab utamanya disebabkan oleh kegiatan merokok.***
Dapatkan informasi menarik lainnya dari ORBITINDONESIA.COM di Google News.