DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Safari Ans: Roh Babel Telah Hilang

image
Ilustrasi Program Gule Kabung Pj Gubernur Babel bagi-bagi hadiah ke masyarakat.

ORBITINDONESIA.COM - Ketika saya menghadiri Halal bi Halal masyarakat Babel di Jakarta belum lama ini, saya merasakan roh Bangka Belitung (Babel) telah hilang yang dulu amat kental kita rasakan.

Wajah lama yang hadir pun amat sedikit. Tak seperti dulu. Dulu kita masyarakat Babel  bertemu dan berhalal hi halal dengan penuh kekerabatan antar sesama rumpun.

Ketika saya datang dan diminta Panitia untuk duduk meja di depan, tak saya duga saya duduk satu meja dengan Pj Gubernur Babel. Disitu ada Bambang Patijaya (DPR RI), Ketua DPRD Babel, Ketua Ombusmen RI, Dharmansyah Hussien (DPD R) dan Kapolda.

Baca Juga: Taklukkan Man United di Final Piala FA, Man City Selangkah Lagi Menuju Treble Winner

Tapi tak ada protokol yang memperkenalkan kami. Bahkan kursi orang-orang Babel yang hadir, sengaja dijauhkan dari meja VIP itu yang hanya beberapa meja. Terasa ada jarak amat jauh antara Pemimpin Babel sekarang dengan masyarakat Babel yang hadir.

Bahkan ketika pejabat di meja itu diberi jus jambu, saya tak diberi. Hanya pejabat-pejabat yang satu meja itu yang diberi.

Tapi saya tak pedulikan, karena saya merasakan ini acara halal bi halal masyarakat dan kampung halaman saya yang saya perjuangkan 23 tahun lalu bersama teman-teman untuk menjadi provinsi. Dan kami adalah generasi ketiga setelah dua generasi sebelumnya.

Tak terlihat tokoh-tokoh inti Babel seperti biasa dalam acara itu. Entah kenapa. Tapi terus terang, saya merasakan, roh masyarakat Bangka Belitung telah hilang di saat ini, sehingga saya pun pulang sebelum acara habis.

Baca Juga: Sinopsis Film The Frozen Ground: Menggigil dalam Misteri Pembunnuhan Berantai dengan Kegelapan yang Mencekam

Mestinya siapapun yang menjabat di Babel harus mengerti bahwa budaya kami di Babel amat sensitif terhadap tutur sapa dan sangat akrab sesama tanpa membedakan ras, suku, agama. Karena Babel adalah contoh keberhasilan kebhinekaan itu di Indonesia.

Semoga situasi semacam itu, segera berubah di Babel. Peliharalah budaya, tradisi, dan kekerabatan yang telah kami bentuk bertahun lama.

Karena budaya kami adalah sebuah kekerabatan yang amat kental tanpa membedakan siapa Anda. Yang ada, adalah kita masyarakat Bangka Belitung, masyarakat Indonesia. Salam.

Oleh: Safari Ans.***

Berita Terkait