Ekonomi Indonesia Membutuhkan Orientasi Arah Baru
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 04 Juni 2023 09:30 WIB
(2) Kebocoran dan korupsi yang semakin besar (dulu 30 persen, saat ini sampai 57 persen).
(3) Otonomi daerah yang tidak menyejahterakan rakyat.
(4) Ekosistem politik yang menyuburkan oligarki.
(5) Struktur tempayan (oligarki) dalam perekonomian menuju struktur belah ketupat (struktur yang lebih berkeadilan dan sejahtera).
Para guru besar dan akademisi juga menyoroti ada tujuh dimensi yang perlu dilakukan Arah Baru Ekonomi (AB-Nomics) di antaranya adalah:
Pertama, menggeser orientasi pembangunan yang terlalu “GDP Oriented” ke arah "Sustainable Growth” dengan menekankan kepada kesetaraan dan keadilan ekonomi.
Kedua, arah baru yang dimaksud adalah pencapaian GDP sebagai faktor indikatif harus diikuti untuk mencapai keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi.
Ketiga, perlunya reformasi pengelolaan fiskal dan moneter yang terlalu terkonsentrasi di Kementerian Keuangan dengan melibatkan peran BAPPENAS.
Keempat, orientasi pembangunan menuju penguatan Agromaritim.