DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

RENUNGAN: Orang yang Haus dan Lapar Akan Kebenaran

image
Ilustrasi orang yang haus dan lapar akan kebenaran dan rindu kepada Tuhan.

ORBITINDONESIA.COM - Jika seseorang tidak haus dan lapar akan kebenaran, sudah pasti ada yang salah dengan hidupnya, ada yang salah dengan jiwanya.

Orang yang tak lapar dan haus akan kebenaran, ia pasti tak mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh, kemungkinan besar selera jiwanya sudah rusak dan sesat. Semakin hari tingkat kerusakan jiwanya semakin parah dan semakin rusak, sampai ada suatu titik tertentu ia tak bisa lagi bertobat dan berubah.

Orang itu akan binasa karena dia tak lagi lapar dan haus akan kebenaran. Hal ini tak terlepas dari pekerjaan Iblis dan kawan-kawannya, agar orang-orang tak lagi lapar dan haus akan kebenaran.

Baca Juga: Sinopsis Film The Frozen Ground: Menggigil dalam Misteri Pembunnuhan Berantai dengan Kegelapan yang Mencekam

Tetapi haus dan lapar akan kesenangan dan kenikmatan dunia, sehingga kelak orang-orang ini akan binasa dan terhilang selamanya.

Ada banyak orang yang terkondisi demikian. Sebagian tidak menyadari dirinya sedang digiring menuju kebinasaan oleh Iblis. Umumnya, mereka adalah orang-orang yang tenggelam oleh berbagai kesenangan dan kenikmatan dunia.

Yang lainnya terlibat dalam berbagai kejahatan. Di antaranya: pelacuran, narkoba, judi, bisnis ilegal maupun legal dan lain-lain. Ironisnya, sebagian dari mereka tampak seperti warga masyarakat biasa.

Tampak masih beragama. Mereka pergi ke gereja, masjid atau tempat ibadah saat butuh pertolongan Tuhan saja. Mereka menyembah Tuhan saat butuh pertolongan, perlindungan.

Baca Juga: Begini Detik-detik KRI Teluk Hading 538 Terbakar di Sulawesi Selatan

Sesungguhnya secara pribadi mereka tak butuh Tuhan. Tuhan hanya diperalat. Orang-orang seperti ini adalah orang yang licik dan curang. Dan Tuhan mengetahui hal itu.

Tidak banyak orang beragama yang secara sungguh-sungguh mencari Tuhan dengan kesadaran penuh. Orang beragama yang sejati, tetap mencari Tuhan, tetap lapar dan haus akan kebenaran, apa pun kondisinya.

Baik dalam kondisi kesuksesan maupun kegagalan, kegembiraan dan kesedihan serta dalam berbagai problema kehidupan. Sedang aman dan sejahtera, maupun dalam kondisi butuh perlindungan dan pertolongan-Nya.

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Orang yang haus dan lapar akan kebenaran, pasti tidak dibiarkannya hancur. Tuhan pasti memerhatikan apa kebutuhannya dan menjagainya.

Baca Juga: Cara Miles Morales dan Varian Lain Mendapatkan Kekuatan Super di Film Spiderman Across The Spider Verse

Menjadi lapar dan haus akan kebenaran berarti memiliki kerinduan dan keinginan yang begitu kuat dan mendalam akan kebenaran dan firman Tuhan. Sebab hanya melalui firman Tuhan kita dapat mengetahui kebenaran.

Apa kehendak Tuhan yang Dia ingin kita lakukan, di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui apa kehendak Tuhan melalui firman-Nya, akan menuntun kita untuk mempraktikkannya di dalam kehidupan.

Bagaimana seharusnya kehidupan orang yang percaya kepada Tuhan? Orang itu tidak hanya sekedar percaya di dalam pikiran, tetapi harus pula melakukannya.

Tidak sekedar berteori tentang pengetahuan dan pengertian, tetapi berjuang dan mempraktikkan kehidupan yang baik sesuai yang dikehendaki Tuhan.

Baca Juga: Berikut Ini Profil dan Prestasi Pebulutangkis Malaysia, Lee Chong Wei Setelah Diberi Penghargaan Hall of Fame

Tanpa dipraktikkan, maka firman Tuhan akan sia-sia. Hanya orang-orang yang lapar dan haus akan kebenaran, merekalah yang senantiasa sungguh-sungguh mencari Tuhan dan melakukan kehendak-Nya.

Sebab, hanya orang-orang yang lapar dan haus akan kebenaran, merekalah yang merindukan Tuhan. Karena mereka menyadari, hanya Dia-lah jalan dan kebenaran untuk mencapai kehidupan kekal.

Karena sesungguhnya itulah tujuan hidup manusia. Bukan untuk yang lain, apalagi hanya untuk hidup menikmati kesenangan dan kenikmatan di dunia ini, karena dunia ini pada waktunya pasti dibinasakan.

(Diedit agar menjadi versi yang lebih universal dari tulisan asli karya Ev Panogari Panggabean SH, M.Si).***

Berita Terkait