Bedanya Troll, Bot, dan Buzzer Politik Dalam Pertarungan di Dunia Maya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Sabtu, 03 Juni 2023 09:05 WIB
Tujuannya untuk mengalihkan perhatian dan menyebarkan perpecahan dengan mengunggah postingan yang menghasut atau di luar topik. Sehingga memprovokasi orang lain untuk menanggapi secara emosional dan membubarkan diskusi.
Troll berbeda dari Bot, karena Troll adalah pengguna nyata. Sedangkan Bot adalah Machine dari singkatan Robot.
Lalu, bagaimana dengan buzzer alias pendengung? Buzzer mengacu pada individu atau sekelompok orang yang diorganisir, untuk menyuarakan isu tertentu dan mempengaruhi opini publik.
Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), buzzer telah hadir di Indonesia pada 2009 bersamaan dengan penggunaan Twitter oleh masyarakat luas.
Awalnya, buzzer berfungsi membantu perusahaan menjalankan strategi pemasaran. Namun pada pilkada DKI Jakarta tahun 2012, buzzer mulai merambah ke ranah politik.
Kehadiran buzzer politik di Indonesia ini meniru penggunaan buzzer oleh Barack Obama dan Donald Trump pada pemilihan presiden di Amerika Serikat.
Akun-akun buzzer bisa dikelola oleh robot maupun tenaga manusia untuk menyebarkan pesan dukungan atau menyerang suatu kandidat.
Buzzer politik seringkali mengangkat isu identitas, seperti kepribadian para paslon dan pesan-pesan bertemakan agama. Mereka memiliki kemampuan untuk membangun persepsi publik terhadap kandidat tertentu.
Agar tak terhasut para pendengung pada Pemilu tahun depan 2024 kita sebaiknya memahami bahaya akun-akun tersebut, lantaran dapat memecah belah masyarakat melalui hoaks dan ujaran kebencian.