DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Nikmatul Sugiyarto: Kenapa Anies Takut Cawe cawenya Jokowi

image
Anies Baswedan bertemu AHY di Pacitan. Anies takut dengan cawe cawenya Jokowi.

ORBITINDONESIA.COM - Anda tahu kan rasa cemburu? Seperti halnya yang sedang terjadi pada Anies dan antek-anteknya. Kejadian ini berawal dari kedekatan Jokowi pada capres ataupun politisi yang masuk dalam bursa capres dan cawapres 2024, kecuali Anies Baswedan.

Menurutku, Jokowi ini masih kecewa dengan yang Anies lakukan terhadap DKI Jakarta selama 5 tahun kepemimpinannya. Karena bukannya meneruskan apa yang digarap Jokowi dengan baik, justru yang dilakukan Anies jauh dari harapan Jokowi.

Masalah utama banjir ibukota, jauh dari upaya penyelesaian yang sudah dirintis Jokowi - Ahok. Bukannya meneruskan normalisasi sungai, Anies justru merusak infrastruktur dengan sumur resapan yang tidak berfungsi dengan baik.

Baca Juga: Jisoo BLACKPINK Absen Manggung di Jepang Setelah Terkonfirmasi Positif Covid 19

Sebaliknya, dengan tonjolan sumur resapan di jalan ibukota justru banyak mencelakai pengendara yang sedang melintas. Itu baru satu program saja, masih banyak kegagalan yang dilakukan Anies terhadap rakyat di ibukota. Presiden mana yang tidak sedih ketika rakyatnya dicurangi begitu?

Janji Anies banyak yang diingkari, seperti halnya Rumah DP 0 persen, reklamasi pulau, masalah tanah, penggusuran dan masih banyak lagi. Banyak dampak buruk dari ketidakbecusan Anies bekerja ini. Kemiskinan di ibukota bukannya menyusut justru naik.

Bagaimana dengan persoalan pendidikan di dalamya, apalagi dia mantan menteri pendidikan? Jakarta menjadi peringkat pertama tingkat anak putus sekolah dasar tahun 2020/2021. Bukannya untung, Jakarta justru buntung di tangan Anies.

Janji manis tanpa realisasi atau malah menimbulkan kegagalan itu, ia banyak mendapat julukan dari berbagai pihak. Mulai dari gubernur terbodoh versi Google, perangkai kata ala netizen, hingga pembual terbaik dari LBH Jakarta.

Baca Juga: Sinopsis Film A Walk Among the Tombstones: Ketika Detektif Liam Nesson, Alkoholik Bertarung Melawan Kegelapan

Itu baru satu provinsi, bayangkan jika benar orang-orang seperti Anies yang hanya mengincar kekuasaan ini memimpin 38 provinsi. Apa jadinya? Akan banyak kerusakan, tidak ada yang bisa menjamin jika keberlanjutan Indonesia maju berjalan setelah eks gubernur DKI itu terpilih.

Untuk itu dalam kapasitasnya sebagai politisi negeri ini, Jokowi memberi sedikit clue agar rakyat tidak mudah terjerembab dalam kubangan kotor yang menyesatkan. Apa yang dilakukan Jokowi ini juga sebagai pemimpin dan anak dari bangsa ini.

Presiden dari Jateng itu tidak ingin rakyat dicurangi oleh pemimpinnya sendiri, dan dimanfaatkan demi golongan tertentu saja. Dari clue yang dilontarkan sang presiden, kurasa masih sangat wajar. Karena kriteria pemimpin yang dapat melanjutkannya juga belum ke ranah menyebut nama, dan hitungannya masih umum.

Anies dan kubunya selalu mengagungkan kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pergerakannya di dunia politik.

Baca Juga: Sinopsis Film After Earth: Petualangan Liar Will SMith dengan Anaknya Jaden Smith di Dunia Pasca Kehancuran

Mereka bilang Jokowi dapat merusak demokrasi negara ini. Padahal Jokowi hanya mengikuti perkembangan dunia politik yang sekarang berjalan, mengimbangi dengan pemilihan pemimpin baru nantinya.

SBY dulu bahkan pernah terang-terangan mendukung Prabowo dan besannya dalam kontestasi pilpres 2014 lalu. Bukan lagi cawe-cawe, tapi SBY sudah mendeklarasikan dukungannya untuk memuluskan jalan Prabowo dan Hatta Rajasa pada pilpres 2014.

Tapi yang namanya kekuatan rakyat itu tidak bisa dikalahkan dan tak terbantahkan juga, nyatanya mereka lebih memilih pemimpin merakyat seperti Jakowi. Tak hanya satu periode, Jokowi dipercaya rakyat Indonesia pada periode kedua.

Dan kini apa salahnya jika Jokowi ini memberi arahan kepada rakyat, agar memilih pemimpin yang berpihak pada mereka bukan berpihak pada golongan apalagi oligarki?

Baca Juga: Inilah Alasan Lionel Messi dijuluki La Pulga dan Prestasinya selama bermain bersama Paris Saint Germain

Presiden satu itu hanya menawarkan beberapa kriteria dan pandangan, siapa bakal capres yang mampu menjunjung tinggi gotong royong demi membangun bangsa dan negara. Si pemimpin nantinyalah yang juga harus dekat dengan rakyat, mau mendengar rakyat sehingga tahu apa yang mereka butuhkan.

Nyatanya niat baik tak semuanya dipandang dengan rasional ataupun positif thinking. Anies dan kubunya justru berusaha keras menjatuhkan kepemimpinan Jokowi. Demi Jokowi dibenci oleh rakyatnya, mereka rela menggemborkan suara sang presiden sebagai perusak demokrasi.

Selain tujuannya untuk memprovokasi kepercayaan rakyat terhadap sang presiden, upaya itu dilakukan sebagai bentuk perlindungan diri.

Pasalnya angka kepuasan rakyat Indonesia terhadap Jokowi masih tinggi. Koalisi perubahan takut jika rakyat akan menjauh dari radar seorang Anies, yang menjadi junjungan mereka 2024 mendatang.

Baca Juga: 5 Destinasi Wisata Labuan Bajo Terhits yang Wajib Kamu Kunjungi saat Berlibur Bersama Keluarga

Tak berhenti di situ, kepanikan mereka itu terbaca dengan pemberitaan koalisi perubahan yang melakukan berbagai pertemuan. Mulai dari rapat di pulau milik Surya Paloh yang justru atas kepemilikan itu mengundang tanda tanya, karena kontroversinya di zaman Ahok saat memimpin DKI Jakarta. Potretnya terlihat happy, bukan rapat justru mereka terlihat habis holiday.

Belum lagi yang terbaru ada pertemuan Anies dengan SBY dan anaknya, AHY selama beberapa jam. Itu hanya bentuk usaha agar mereka tetap eksis di dunia politik, walaupun minim prestasi dan dukungan rakyat.

Semakin jelas, apa yang dilakukan Anies ini bukan lagi sekedar jealous pada umumnya. Tapi sudah naik ke level siaga menjadi khawatir dan cemas. Ya karena belum ada yang bisa menggeserkan rasa suka rakyat Indonesia kepada Jokowi.

Apa yang dilakukan Jokowi itu demi kebaikan negara Indonesia. Sedangkan capres Nasdem itu jauh dari Jokowi, karena dia adalah antitesa seorang Jokowi. Jadi sudah jelas bukan, jika Anies takut akan buka suaranya Jokowi tentang seorang pemimpin yang pantas melanjutkan perjuangannya.

(Oleh: Nikmatul Sugiyarto, seword.com) ***

Berita Terkait