DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Prof Sumanto Al Qurtubi: Wahabi KW dan Wahabi Ori

image
Ilustrasi demo para polisi penganut Salafi Wahabi di luar negeri. Foto: Arabi21

Kemudian, para "Wahabi KW" ini juga "kolot" sekali sikapnya dengan kaum perempuan. Misalnya, kaum perempuan hanyalah sebatas "pelayan lelaki" (sumur-dapur-kasur) yang agak mirip-mirip dengan "budak lelaki" (tapi bukan "budak-budak" dalam Bahasa Malay ce he he).

Tidak lebih-tidak kurang. Padahal di Saudi (apalagi Qatar), pandangan laki-laki terhadap perempuan sudah sangat berubah drastis. Kini, kaum perempuan di kawasan Arab Teluk sudah mengalami kemajuan sangat pesat di dunia pendidikan, bisnis, pekerjaan, politik, dan sebagainya.

Kaum lelaki bahkan saya amati sudah merasa mulai "terancam" dengan eksistensi kaum perempuan di "ruang publik" yang cukup fenomenal. Emansipasi perempuan kini sudah menjalar di berbagai kawasan Arab Teluk.

Baca Juga: Bocoran Sinopsis Drama Korea The Good Bad Mother Episode 12, Kang Ho Dipenjara karena Membunuh Hwang Soo Hyun

Lalu, para "Wahabi KW" juga antipati dengan batu nisan, kuburan, ritual-ritual kematian, atau patung-patung dan peninggalan keagamaan-kesejarahan.

Padahal, kaum "Wahabi Ori" biasa-biasa saja. Tidak ekstrim banget. Dulu berpuluh-puluh tahun yang lalu memang iya, mereka super ekstrim dalam hal "dunia kuburan" dan "ritual kematian." Tetapi kini sudah mulai berubah.

Meski ritual dan bacaannya cukup singkat (dibandingkan tahlilan ala NU yang cukup panjang dan "menganakonda"), tetapi sebetulnya mereka juga mendoakan orang-orang yang wafat di kuburan.

Mereka juga seperti "menyesali" perbuatan masa lalu mereka yang menghancurkan peninggalan-peninggalan kesejarahan.

Baca Juga: Pancasila: Moral Privat dan Publik

Kini, mereka minta bantuan UNESCO untuk menyelamatkan situs-situs sejarah yang sudah porak-poranda untuk dikembangkan menjadi "turisme spiritual".

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait