Sastri Bakry: Anugerah Penyair Prolifik
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 31 Mei 2023 07:30 WIB
“Surprisingly that I have been nominated for receiving the ‘prestigious appreciation/reward’ of SatuPena as a prolific poet of west Sumatra. I feel this is a ‘contradictive decision’ that the bukan penyair’ is now nominated and rewarded as a penyair prolific."
Ia merasa kontradiktif atas penghargaan yang dia terima dengan identitas yang dilekatkannya pada dirinya sendiri. Saya pikir, tentu ada sebab Saunir berbuat seperti itu.
Saya teringat puluhan tahun yang lalu seorang penyair muda yang menggebu-gebu membuat puisi dan bangga dengan karyanya kemudian menghilang ditelan bumi.
Ketika saya tanya kenapa tak berkarya lagi? Dia sebut dia tak kuat dihinakan oleh penyair senior yang melecehkan karyanya.
Saya juga teringat Pipiet Senja yang telah menghasilkan hampir 300 novel, tetapi tidak dianggap sebagai sastrawan (waktu kejadian itu karyanya hampir seratus novel).
Saya jadi termenung apakah sedemikian hebatnya sastrawan senior yang punya nama untuk melecehkan atau meniadakan karya seseorang, sehingga akhirnya hilang ditelan bumi?
Tentu saja bagi mereka yang tak kuat dengan ujian proses batin itu akan menghilang. Yang jelas saya dan Pipiet Senja termasuk yang tahan banting.
Kembali kepada Saunir Saun, saya tak tahu kenapa ia selalu menulis ’bukan penyair’ dalam setiap puisinya. Saya justru merasa terganggu dengan kata-kata itu. Karena saya melihat sebagian puisi-pusinya cukup bagus dan memberi ruang untuk merenung.