Dimas Nataprawira: Menolak Lupa Pemerkosaan dan Pembunuhan Ita Martadinata Haryono
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 24 Mei 2023 13:10 WIB
Ita saat itu bersama ibunya Wiwin Haryono akan berangkat ke Amerika Serikat dengan empat korban Kerusuhan Mei 1998 lainnya untuk memberikan kesaksian kepada Kongres Amerika Serikat tentang tragedi kerusuhan Mei 1998.
Rencana keberangkatan Ita untuk bersaksi di PBB dianggap mengotori nama Indonesia di mata dunia internasional, sehingga Ita dihabisi dengan kejam.
Satu minggu sebelum berangkat ke Amerika Serikat untuk memberi kesaksian terkait kekejaman pemerintahan Orde Baru dalam tragedi kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, Ita yang saat itu masih kelas 2 SMA menjalani aktivitasnya seperti biasa.
Baca Juga: Piala Asia 2023: Lawan Timnas Indonesia, Irak Tambah Amunisi dari Pemain Keturunan
Selesai jam sekolah, Ita langsung pulang ke rumah. Sampai di rumahnya gadis yang masih belia itu naik ke lantai dua menuju kamarnya. Ternyata di kamar itu sudah menunggu seorang laki-laki yang kemudian membunuhnya dengan sangat sadis.
Ita Martadinata tewas seketika dengan luka-luka menganga akibat tusukan benda tajam. Tubuhnya ditemukan tewas bersimbah darah dalam kondisi tertelungkup.
Setelah tewasnya Ita Martadinata, tidak ada lagi saksi dan korban yang dapat memberikan keterangan di PBB. Laporan ke PBB juga tidak dapat ditindaklanjuti karena negara menolak mengakui.
Dengan terbunuhnya Ita menunjukkan betapa sadis dan kejamnya Orde Baru demi langgengnya kekuasaan Soeharto dan para kroni-kroninya.
Tujuan pemerintahan Orde Baru akhirnya tercapai. Pembunuhan terhadap Ita Martadinata membuat investigasi internasional terkait pemerkosaan massal di Indonesia akhirnya terhenti, dan sampai sekarang pelaku pembunuhan Ita Belum pernah terungkap dan tertangkap.