DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Aznil Tan: Kenapa Anies Berbahaya Ikut Pesta Demokrasi

image
Anies Baswedan bersama Koalisi Perubahan.

ORBITINDONESIA.COM - Ok lah, orang keturunan punya hak untuk jadi Presiden untuk memegang tampuk sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan di negara Republik Indonesia. Karena, sejak diamandemen syarat presiden tidak lagi Indonesia Asli maka siapapun boleh jadi presiden.

Namun, ketika kaum nasionalis sudah pasrah ketentuan presiden yang dibajak itu, ada sekelompok orang pendukung bakal Capres bernama Anies (bukan Indonesia Asli) membangun opini, bahwa Anies dijegal jadi Capres.

Ini bikin kita ikut ketawa mendengar narasi itu. Bagaimana tidak! Pola itu pola lama.

Baca Juga: Syaefudin Simon: Doa Sapu Jagad di Raudhah

Pola seperti itu sudah lama dilakukan oleh politikus untuk menaikan elektoral seseorang. Menjadikan seorang dizholimi oleh orang sedang berkuasa adalah cara efektif membangun emosional masyarakat untuk berempati kepada dia.

Dengan playing victim tersebut, masyarakat akan mendukung sosok capres yang dizhalimin tersebut dengan penuh antusias tinggi secara bersama-sama.

Hal itu, ternyata manpu menyedot teman-teman saya yang cukup strategis posisinya. Beberapa bulan yang lalu, ada teman saya menyatakan bergabung dengan Tim Anies, alasannya karena Anies sering difitnah. Wkwkwk....

Karena yang dilakukan itu menguntungkan posisi dia, maka saya cuma cengar-cengir saja di dalam hati. Apalagi menyangkut hak asasi manusia.

Baca Juga: VIRAL, Presiden Jokowi Mampir di Toilet Umum di Seputih Jaya Lampung Tengah: Enggak Pake Ribet

Memang diakui, banyak orang secara terang-terangan menolak pencapresan Anies baik melalui media sosial maupun offline. Tetapi bukan karena ketakutan sama Anies menang pada Pemilihan Presiden nanti.

Dia menjadi presiden tidak ada masalah bagi bangsa Indonesia. Siapapun presidennya nanti, toh belum tentu juga menjadi jaminan bahwa sosok Presiden itu membawa kemajuan Indonesia. Bulshit lah itu! Toh, ketika berkuasa, pasti pro kontra juga.

Kenapa Anies banyak ditolak jadi Capres. Mari sini saya jelaskan.

Anies itu punya dosa demokrasi. Dosa yang hampir menghancurkan negeri nusantara yang damai ini.

Baca Juga: Perjuangan PSI Sekarang Mirip PDIP Dulu di Zaman Soeharto

Masyarakat dia belah dua, sehingga saling berseteru. Masyarakat dia adu untuk hantam-hantaman. Ayat dan mayat, dia politisir untuk menang pada Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2017 kemarin. Sentimen-sentimen agama dia mainkan untuk mendapat dukungan.

Begitu mencekamnya suasana pesta demokrasi Pilkada DKI waktu itu. Kelompok garis keras bersimbol agama meneror masyarakat. Menuding orang bukan pendukung Anies adalah kafir dan halal darahnya dibunuh sekalipun.

Masyarakat beragama yang hidup saling menghormati dan hampir tidak pernah kubu-kubuan lalu berubah menuding kelompok lain kafir.

Peristiwa kelam inilah tidak mau terjadi lagi di Pemilu 2024 dan Pemilu-pemilu di masa akan datang. Pemilu sebagai pesta demokrasi yang penuh riang gembira, dia buat menjadi mencekam.

Baca Juga: Ingin Tiru Video Estetik Ala Wes Anderson, Begini Ciri Khas Visual yang harus Diikuti Penuh Warna dan Simetris

Kehadiran Anies ini membuat trauma masyarakat. Inilah kenapa para Aktivis kemanusiaan dan Aktivis demokrasi banyak menyuarakan agar elit politik tidak mengajak Anies dalam pesta demokrasi lagi.

Jadikan dia daftar hitam sebagai orang dilarang ikut pesta demokrasi agar ada efek jera bagi politikus-politikus yang memainkan sentimen-sentimen SARA

Sudah jelaskan, kenapa Anies Berbahaya Ikut Pesta Demokrasi?

Semoga nusantara yang kita cintai ini selalu hidup penuh kedamaian dan berdemokrasi secara sehat.

Aznil Tan, aktivis mahasiswa 1998. ***

Berita Terkait