DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Satrio Arismunandar: Xi Jinping Layak Hadiah Nobel Jika Sukses Damaikan Rusia dan Ukraina

image
Xi Jinping, Presiden China coba damaikan Rusia dan Ukraina (Twitter @upholdreality)

Masalahnya, kata Satrio, kasus Rusia-Ukraina lebih rumit karena ada keterlibatan NATO dan AS. Padahal hubungan China kurang baik dengan AS. “Apakah mungkin Ukraina membuat kesepakatan damai, tanpa lampu hijau dari AS dan NATO?” tanya Satrio.       

Berbeda dengan konflik Saudi-Iran, ada wilayah Ukraina yang saat ini sudah dikuasai militer Rusia. “Bagi Ukraina, tidak mungkin berdamai jika sebagian wilayahnya masih dikuasai Rusia. Tetapi apakah Rusia bisa dibujuk untuk mundur?” ulas Satrio.

Baca Juga: Di Saat Elektabilitas Ganjar Melesat, Prabowo dan Anies Melorot

“Jika Rusia diminta mundur dan mengembalikan wilayah yang sudah dikuasai itu ke Ukraina, ini akan dianggap sebagai kekalahan besar bagi Presiden Vladimir Putin. Putin tak akan mau menerima hal itu,” ungkap Satrio.

Menurut prediksi Satrio, karena konsesi-konsesi yang harus diberikan sangat besar dan berisiko tinggi, dan melibatkan banyak aktor kuat seperti AS dan NATO, proses perdamaian Rusia dan Ukraina tampaknya tidak akan mudah tercapai. ***

Silakan simak berita lain ORBITINDONESIA.COM di Google News.

 

Halaman:
1
2

Berita Terkait