DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Capitalism Without Capital: Ekonomi Tidak Berwujud yang Tumbuh

image
Buku Capitalism Without Capital

Mirip dengan supermarket dari 50 tahun yang lalu, yang sekarang termasuk lorong-lorong yang dikelilingi oleh rak, pendingin, dan meja kasir.

Ekspansi cepat aset tidak berwujud telah mengubah pasar untuk supermarket. Pikirkan popularitas barcode. Mereka melakukan lebih dari sekadar mempercepat proses checkout dengan menghilangkan kebutuhan seseorang untuk memasukkan harga secara manual.

Mereka juga memungkinkan manajemen untuk melihat berapa banyak penjualan yang telah dilakukan dan berapa banyak barang dalam inventaris menggunakan sistem komputer daripada melakukan penghitungan stok manual.

Akibatnya, lebih mudah untuk mengelola inventaris, mengatur promosi, dan mengubah harga tanpa harus mengevaluasi kembali setiap item secara individual.

Baca Juga: Kapolri Umumkan Status Tersangka Irjen Ferdy Sambo, Tapi Publik Ingin Tahu Motif Pembunuhannya

Inovasi ini secara signifikan meningkatkan produksi supermarket dan memungkinkan skema penetapan harga yang lebih rumit dan menguntungkan.

Sebagai hasil dari sistem kartu loyalitas berbasis data, supermarket juga telah melakukan investasi yang signifikan dalam branding dan pemasaran, dua lagi hal tidak berwujud yang penting.

Banyak aset terpenting bisnis saat ini adalah hal-hal yang tidak dapat kita sentuh. Aset fisik tradisional Microsoft hanya bernilai $3 miliar, atau 1% dari total nilainya, ketika mencapai kapitalisasi pasar sebesar $250 miliar pada 2006 dan menjadi perusahaan paling berharga di dunia.

Bisnis seperti Microsoft sangat berharga, tetapi bukan karena berapa nilai pabrik, peralatan, atau gudang mereka.

Baca Juga: Jangan Khawatir Jadi Gemuk, Beginilah Cara Ngemil Tapi Tetap Sehat

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait