Eric Lonergan dan Mark Blyth: Angrynomics dan Ekonomi untuk Mempromosikan Kesetaraan yang Lebih Besar
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 08 Agustus 2022 08:26 WIB
Dalam politik kontemporer, tribalisme ini sering bermanifestasi sebagai nasionalisme.
Menggunakan nasionalisme sebagai seruan mungkin merupakan pendekatan yang sangat kuat untuk menginspirasi pemilih, tanpa harus mengatasi masalah kebijakan yang sebenarnya, seperti yang bisa kita lihat sekarang.
Misalnya, lihat saja ke seluruh dunia. Kemarahan semacam ini telah dimanfaatkan oleh politisi di seluruh dunia, termasuk Donald Trump di Amerika Serikat, Viktor Orbán di Hongaria, dan Narendra Modi di India.
Secara khusus, Trump mengubah ketidakpuasan yang dirasakan oleh orang Amerika di daerah-daerah yang mengalami kesulitan ekonomi menjadi kebencian rasial terhadap imigran. Itu membantunya memenangkan pemilihan, tetapi itu tidak menyelesaikan masalah apa pun.
Baca Juga: Ayah Eunhyuk Super Junior Meninggal Dunia, Tur Super Show di Kota Manila Ditunda
Lalu, apa saja penyebab kemarahan yang dapat diterima di dunia modern? Permintaan itu akan dibahas dalam flash berikutnya.
Ketidakpastian ekonomi dan pemimpin yang tidak responsif memicu kemarahan publik.
Bayangkan tahun 2005. Sepasang muda-mudi hidup bahagia di Spanyol. Mereka berdua memiliki pekerjaan tetap di sektor publik dan memiliki sedikit uang tunai berkat tabungan yang hati-hati selama bertahun-tahun.
Bank memberikan pinjaman yang cukup besar kepada mereka untuk memasuki pasar real estat yang meningkat ketika saatnya tiba untuk membeli rumah.
Baca Juga: Denny JA: Sihir di Tatapan Mata Ibu Tua Itu, Kasus Ahmadiyah di NTB