Sorga Bukan Cerita di Indonesia
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 07 Agustus 2022 03:52 WIB
Oleh: dr. Ratna Rosita Hendardji, MPHM, eks Sekjen Kementerian Kesehatan RI dan istri dari Mayjen TNI (Purn). DR. dr. H. Hendardji Soepandji SH.
ORBITINDONESIA - Musim Dingin, ketika salju turun di Eropa atau Amerika Utara, suhu bisa mencapai minus 40 derajat Celsius artinya kulkasmu masih lebih hangat.
Itulah saat semua tetumbuhan "mati" kecuali pohon Cemara. Itulah saatnya darahmu bisa berhenti menjadi es ketika kamu keluar rumah tanpa pakaian khusus.
Musim Salju adalah ketika manusia bertahan hidup dan beraktivitas yang mungkin, tanpa bisa berjalan jika tak ada bantuan peralatan dan teknologi. Tanpa itu mati kedinginan.
Baca Juga: Populasi Dunia Akan Mencapai 8 Miliar Orang, November mendatang
Dan ada satu periode di mana salju berbentuk badai. Badai salju, terbayang apa yang bisa dilakukan selain bertahan hidup di ruangan berpemanas.
Padang Pasir, begitu keringnya sampai sampai manusia yang berdiam di sana membayangkan sungai² yang mengalir bagai surga.
Hanya ada beberapa jenis pohon yang bisa hidup dalam suhu bisa diatas 40 derajat Celcius. Keringatmu bisa langsung menguap bersama cairan tubuhmu. Dan keberadaan air adalah persoalan hidup mati, sungguh bukan soal minyak.
Saya sungguh tidak mengerti ketika ada orang yang masih belum percaya bahwa Indonesia itu serpihan sorga.
Baca Juga: Menlu AS Anthony Blinken: China Jangan Menyandera Pembicaraan tentang Hal-hal Global yang Penting