Hartamu dan Jabatanmu Bukan Bukti Allah Mencintaimu
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 05 Agustus 2022 13:34 WIB
ORBITINDONESIA - Kadang-kadang orang menganggap bahwa harta dan jabatan adalah bukti cinta Allah kepada seorang hamba.
Bila ia kaya, bila jabatannya tinggi maka itu semua adalah tanda cinta Allah kepadanya.
Padalah Allah menyebutkan dalam firman-Nya,
????????????? ???????? ??????????? ???? ???? ????? ????????? – ????????? ?????? ??? ???????????? ? ???? ??? ???????????
“Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.” (Qs. Al Mu’minun: 55)
Baca Juga: Enam Tahun Pacaran, Park Sung Hoon dan Ryu Hyun Kyung Dikabarkan Putus
Tidak! Tolok ukur kecintaan Allah bukanlah harta, Allah pun memberikan harta yang berlimpah kepada Qarun. Padahal Allah tidak mencintai Qarun.
Allah berikan kekuasaan pada Fir’aun, namun Allah tidak mencintai Fir’aun.
Lalu bagaimana menganalisis apakah Allah mencintai kita?
Bukti Allah mencintai kita adalah ketika harta yang kita miliki semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya.
Baca Juga: S. Indro Tjahyono: Jangan Ulangi Tragedi Memalukan 2014 dan 2019
Bukti cinta Allah adalah ketika jabatan yang kita miliki mampu menjadi jembatan untuk meraih kerelaan-Nya.
Segala sesuatu yang kita miliki bila tidak menjadikan kita lebih dekat kepada Allah dan tidak menjadi bekal kita untuk menghadap kepada-Nya, maka semua itu bukanlah bukti kecintaan Allah kepada kita.
Bahkan itu adalah cobaan besar bagi diri kita. Kenikmatan dan cinta Allah adalah ketika kita diberi hidayah, petunjuk dan taufik untuk senang beribadah dan suka berbuat baik.
Siapa yang berkata, “jika aku kaya maka aku akan mulia dan jika aku miskin maka aku hina.” Anggapan ini telah dijawab oleh Allah dalam Surat Hujurat, bahwa kemuliaan dan kehinaan tidak ada sangkut pautnya dengan harta kita.
Kemuliaanmu adalah ketika engkau mendekat kepada Dzat yang paling mulia.
Kemuliaanmu adalah ketika engkau berlomba dalam kebaikan untuk menjadi yang paling dicintai-Nya.
Dan selain itu adalah kehinaan demi kehinaan yang akan berakhir dengan siksa.
Karena itu seringkali Allah sebut siksaan itu dengan sebutan “siksaan yang menghinakan.” ???????? ???????? “Azab yang menghinakan.” (Qs. An'-Nisa’: 37). ***