DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Isu Utang ke Sandiaga Mungkin Justru Bagian Dari Strategi Pencitraan Positif Anies

image
kolase foto Anies Baswedan, Sandiaga Uno dan Erwin Aksa, dimana Anies ternyata memiliki utang kepada Sandiaga sebesar Rp 50 miliar.

ORBITINDONESIA - Be Very Careful to react. Pembodohan. Entah bagaimana sampai viral soal Anies pinjam uang Rp. 50 Miiliar kepada Sandi. Sepertinya Anies di-bully soal utang itu. Tapi pada waktu bersamaan Anies dapat kredit luar biasa.

Bahwa dia miskin dan enggak mungkin bisa membayar influencer agama segala. Sampai sampai untuk mendukung logistik dia berutang kepada Sandi. Nah Rumor yang mengatakan Anies dapat dukungan konglomerat memenangkan Pilkada, terhapus sudah. Inilah yang disebut dengan Bad news berubah jadi good news.

Saya yakin, yang merancang kampanye seperti ini adalah konsultan berkelas dunia. Mereka sudah menggunakan algoritma untuk tahu selera nitizen yang membenci Anies. Cara kampanye hitam ini memang murah meriah.

Baca Juga: Piala Dunia U20 2023: Brasil dan Uruguay Lolos Ke Indonesia

Orang lupa yang menghembuskan informasi itu adalah Erwin Aksa, yang juga ponakan JK. Semua tahu Erwin Aksa adalah team sukses Anies dalam Pilkada dan sekarang tetap bagian dari shadow team Anies.

Kemudian nitizen heboh soal perjanjian bermaterai antara Anies dan Prabowo. Anies berjanji tidak akan mencalonkan presiden. Nitizen percaya perjanjian itu akan membuat anies batal mencapres. Anies di bully habis!

Tapi tahukah anda? karena news itu, Anies dapat credit. Bahwa dia bukan boneka Prabowo. Nah mereka yang tadinya dukung PS waktu Pilpres dan kecewa PS bergabung ke kabinet Jokowi. Tentu akan bergabung ke Anies.

Yang patut dicurigai, jangan jangan ada team ahli IT yang berkonspirasi dengan provider sosial media. Mereka punya akses ke big data untuk mengcluster pembenci Anies.

Baca Juga: Dicari Relawan Tim Bedah untuk Dikirim ke Lokasi Gempa Turki

Kemudian lewat swing and flash application, news terus menerus di swing dan di flash agar lambat laun membentuk persepsi sesuai agenda kampanye. Itu pernah sukses dilakukan Donald Trump pada Pilpres AS.

Makannya di DDB saya hindari terjebak dengan news semacam itu. Karena itu bukan substansi. Saya focus kepada hal substansi saja.

Apa itu? mencerahkan tentang fenomena politik, yang berkaitan dengan kebijakan dan tentu mengkritisinya.

Dan kadang memberikan siraman moral. Agar teman teman DDB tercerahkan dan cerdas bersikap. Tidak terperangkap swing and flashnews application.

(EJB, Erizeli Bandaro) ***

Berita Terkait