DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Entang Sastraatmadja: Kesenjangan dan Kegagalan Pembangunan

image
Ilustrasi kesenjangan dalam pembangunan.

Mulai 2015 hingga 2030, seluruh warga dunia harus mampu menekan kesenjangan dan merubah nya menjadi kesetaraan.

Sampai sekarang Gini Rasio masih dianggap sebagai alat ukur yang cukup populer dan dapat dipertanggungjawabkan dalam menilai kesenjangan suatu bangsa.

Sebagaimana yang diketahui, koefisien Gini adalah ukuran yang dikembangkan oleh statistikus Italia, Corrado Gini, dan dipublikasikan pada tahun 1912 dalam karyanya, Variabilità e mutabilità.

Baca Juga: Gagal Ginjal Akut, Kemenkes Minta Warga Tidak Beli Obat Sendiri, Lebih Baik Ke Faskes

Koefisien ini biasanya digunakan untuk mengukur kesenjangan pendapatan dan kekayaan. Di seluruh dunia, koefisien bervariasi dari 0.25 hingga 0.70.

Semakin kecil angka koefesien Gini, maka kesenjangan antar masyarakat semakin menyempit, namun sebalik nya, semakin besar angka koefisien Gini, maka kesenjangan masyarakatnya semakin melebar.

Angka Gini Rasio di negara kita yang tercatat sekitar 0.4, menunjukan kesenjangan yang terjadi di negara kita terbilang tinggi dan belum sesuai dengan harapan yang direncanakan.

Artinya, jurang kehidupan antara mereka yang diuntungkan oleh ada nya pembangunan, dengan mereka yang dirugikan pembangunan, terlihat masih menganga lebar.

Baca Juga: Syaefudin Simon: Not Happy Family

Pembangunan yang telah kita lakoni lebih dari 77 tahun, rupa nya belum mampu meratakan hasil-hasil pembangunan yang ditempuhnya.

Halaman:
1
2
3
4

Berita Terkait