Denny JA: Ibu Kota Nusantara Perlu Memperhatikan Kekayaan Budaya Lokal
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 20 Juli 2022 23:20 WIB
ORBITINDONESIA - Pembangunan ibu kota Nusantara perlu memperhatikan kekayaan budaya lokal. Hal itu ditegaskan Denny JA, Ph.D., Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena, Rabu, 20 Juli 2022.
Denny JA memberi sambutan tertulis untuk Dialog Budaya Ibukota Nusantara, yang berlangsung di Balai Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur. Acara itu diselenggarakan oleh Satupena Provinsi Kaltim, yang dipimpin Dr. Ir. Sunarto Sastrowardojo.
Denny JA menyatakan, sejarah ditulis ulang di Kalimantan Timur. “Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, di era normal, bukan dalam suasana darurat perang, ibu kota negara dipindahkan secara resmi dari Jakarta,” ujarnya.
“Tapi ibu kota bukan hanya sekedar lokasi bagi pemerintahan pusat,” lanjut Denny. Ibu kota juga bukan sekedar kumpulan bangunan beton, jalan raya, dan pelabuhan.
Menurut Denny, ibu kota juga tempat bermukimnya manusia. Kehidupan budaya, aktivitas sosial, dunia sastra, kesenian dan agama juga tumbuh bersama tumbuhnya ibu kota. Tak hanya hadir peradaban metropolitan di sana, tapi juga hadir kultur lokal dan adat- istiadat.
Bahkan Uni Eropa sekarang ini secara sadar memberikan perhatian ekstra bagi kebudayaan dan sastra, di samping soal ekonomi-bisnis dan politik pemerintahan.
“Mereka berinisiatif di jantung kota-kota Eropa dengan dukungan Uni Eropa untuk menghidupkan dunia seni dan budaya,” kata Denny.
Baca Juga: Sepakat Cerai dengan Sule, Nathalie Holscher Dijanjikan Santunan Rp25 Juta untuk Besarkan Adzam
Inisiatif kebudayaan di kota-kota Eropa dirancang untuk memberi perhatian pada kekayaan dan keragaman budaya di Eropa, dan merayakan dan menumbuhkan fitur budaya yang dimiliki orang Eropa.
Juga, untuk meningkatkan rasa memiliki warga negara Eropa terhadap wilayah budaya yang sama, serta menumbuhkan kontribusi budaya untuk pembangunan kota
Ditambahkan Denny, pengalaman di Eropa menunjukkan, bahwa perhatian ekstra pada budaya merupakan kesempatan yang sangat baik untuk: regenerasi kota, meningkatkan profil internasional kota.
Juga, meningkatkan citra kota di mata penduduknya sendiri, menghidupkan kota dengan kekayaan budayanya, dan meningkatkan pariwisata.
Baca Juga: Beberapa Manfaat yang Bisa Anda Dapatkan dengan Minum Kopi, Asalkan Teratur
Inisiatif ini dikembangkan pada 1985 dan hingga saat ini telah diberikan kepada lebih dari 60 kota di seluruh Uni Eropa dan sekitarnya.
“Sebagaimana yang sudah dicontohkan, dalam pengalaman di Eropa, perhatian ekstra kepada budaya dan sastra justru untuk meningkatkan profil kota itu sendiri,” tutur Denny.
Denny berharap, semoga Dialog Kebudayaan Nusantara menjadi awal yang baik untuk mensinerjikan potensi kekayaan budaya lokal dengan praktik pemerintahan dan peradaban modern.***