DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Viral Anak 5 Tahun Meninggal Akibat Rabies, Bukti Bahwa Bali Miliki Angka Tertinggi Kasus GHPR di Indonesia

image
Angka kasus rabies di Bali tertinggi di Indonesia.

ORBITINDONESIA.COM – Baru-baru ini viral sebuah video seorang anak yang sedang dirawat di sebuah rumah sakit akibat terinfeksi rabies.

Diketahui anak tersebut merupakan warga Kabupaten Buleleng, Bali yang terinfeksi rabies setelah digigit anjing peliharaannya sendiri.

Hal ini membuktikan bahwa Bali menjadi daerah dengan angka tertinggi kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Indonesia.

Baca Juga: Menyebabkan Kematian, Apakah Penyakit Rabies pada Manusia Bisa Sembuh, Lakukan Ini Jika Kamu Terinfeksi

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI menjelaskan lewat unggahan di akun Twitter @KemenkesRI bahwa kasus GHPR tertinggi di Indonesia terjadi di Bali dengan 14.827 kasus di tahun 2023 yang dilaporkan hingga April lalu.

Selain Bali, dua daerah lainnya seperti Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan menjadi tiga teratas untuk kasus rabies tertinggi di Indonesia.

Di tahun 2023, hingga April lalu Nusa Tenggara Timur telah melaporkan kasus rabies sebanyak 3.437 kasus sedangkan Sulawesi Selatan 2.338 kasus.

Baca Juga: Viral Pernikahan Bule Prancis dengan Gadis ABG Sulawesi Barat Singgung Keduanya masih di Bawah Umur

Bahkan dua kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yakni Sikka dan Timor Tengah Selatan telah menyatakan rabies sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah mendapat laporan 11 kematian akibat rabies.

Kali ini kasus rabies di Bali kembali menjadi perhatian karena viralnya video seorang anak yang terinfeksi rabies di berbagai platform sosial media di Indonesia.

Dalam video yang beredar, anak tersebut mencoba untuk meminum air yang diberikan, namun akibat infeksi virus rabies ia mengamuk ketika mencoba meminum air tersebut.

Baca Juga: Tak Hanya Anjing, Penularan Rabies Juga Bisa Terjadi Pada Hewan Ini, Yuk Kenali Cirinya Agar Tak Terinfeksi!

Namun baru-baru ini diketahui bahwa anak tersebut telah meninggal dunia akibat infeksi rabies tersebut.

Kejadian ini pun menambah daftar panjang kasus kematian akibat rabies yang terjadi di Indonesia khususnya di Bali.

Tingginya kasus rabies di Bali menjadi perhatian pemerintah dalam pencegahan dan penanganan kasus rabies.

Baca Juga: Mamma Rosy yang Viral Tukar Pesanan Daging Sapi dengan Daging Babi Siap Kembalikan Uang Pembelinya

Dalam upaya penanganan rabies, pemerintah Bali membangun Rabies Center di sejumlah rumah sakit dan seluruh puskesmas di Bali.

Upaya tersebut dilakukan mulai dari pengobatan luka gigitan hingga pemberian vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR).

Rabies center yang didirikan juga difungsikan untuk memperlancar distribusi VAR dan SAR di Bali.

Baca Juga: 11 Orang Meninggal Akibat Rabies di NTT, Dua Kabupaten Ini Akhirnya Ditetapkan KLB

Terkait keamanan dan kesehatan hewan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali membentuk Tim Siaga Rabies (Tisira) sejak awal tahun 2023.

Tisira ini diterapkan untuk wilayah desa atau kelurahan yang secara bertahap akan tersebar di seluruh desa atau kelurahan di Bali.

Dengan tingginya kasus rabies yang ada di Bali ini, masyarakat sekitar maupun turis yang berkunjung dihimbau untuk lebih berhati-hati dengan anjing yang ada di sekitarnya sekalipun anjing peliharaan.

Baca Juga: Viral! Muhammad Fajri, Pria Obesitas Seberat 280 Kilogram Dirujuk ke RSCM Jakarta, Sampai Pakai Forklift

Meskipun tidak semua anjing menularkan virus rabies, namun tetaplah waspada dengan gigitan anjing.

Jika terlanjur digigit atau dicakar oleh anjing segeralah pergi ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk segera mendapat perawatan agar infeksi tidak menjalar ke seluruh tubuh.***

Kamu bisa mendapatkan beragam informasi dan artikel lainnya dari OrbitIndonesia.com di Google News.

 

Berita Terkait