Rekam Jejak Jakarta Islamic Centre, Dulu Dikenal Lokalisasi Kramat Tunggak
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 19 Oktober 2022 18:59 WIB
ORBITINDONESIA - Jakarta Islamic Centre (JIC) yang menjadi sorotan karena baru terbakar ternyata punya rekam jejak bagi warga DKI Jakarta.
Sebelum berdiri pada 24 Mei 2001, Jakarta Islamic Centre merupakan tempat penghuni lokalisasi Kramat Tunggu alias Kramtung.
Kramat Tunggak ini berasal dari nama tempatnya, Kramat Jaya, sementara Tunggak dari pohon yang dipotong untuk jadi tambatan nelayan.
Baca Juga: Bukan Pertama Kalinya, Jakarta Islamic Centre Pernah Terbakar Beberapa Tahun Silam
Kramat Tunggak ini merupakan panti ini dibangun untuk menyadarkan dan membina para penjaja seks di Jakarta, yang kebanyakan digiring dari Pasar Senen, Kramat, dan Pejompongan.
Lokasi Rehabilitasi Sosial Kramat Tunggak ini terletak di Jalan Kramat Jaya RW 019, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Kotamadya Jakarta Utara. Areal tersebut tepatnya menempati lahan seluas 109.435 m2 yang terdiri dari sembilan Rukun Tetangga.
Kenyataannya mucikari justru memanfaatkan berkumpulnya para pekerja seks untuk membujuk mereka kembali kepada profesi semula dan berdirilah berbagai rumah remang-remang di seberang panti.
Baca Juga: Warga Sekitar Histeris Lihat Si Jago Merah Hancurkan Kubah Masjid Jakarta Islamic Centre
Dan tempat tersebut akhirnya terkenal menjadi tempat pelacuran. Akhirnya tempat tersebut ditetapkan sebagai lokalisasi melalui SK Gubernur DKI Jakarta No. Ca.7/I/13/1970 tanggal 27 April 1970, tentang Pelaksanaan Usaha Lokalisasi/Relokasi Wanita Tuna Susila serta Pembidangan dan Tanggung Jawab, yang ditandatangani oleh Ali Sadikin.
Pada awal pembukaan, hanya terdapat 300 orang PSK dan 76 mucikari. Namun selanjutnya berkembang hingga pada tahun 1980-1990, jumlah WTS telah mencapai lebih dari 2.000 orang di bawah kontrol sekira 258 mucikari.
Tempat ini juga menjadi sumber penghidupan bagi lebih dari 700 pembantu pengasuh, sekira 800 pedagang asongan, dan 155 tukang ojek. Belum lagi tukang cuci dan pemilik warung-warung makanan yang bertebaran di sekitarnya.
Baca Juga: Jakarta Islamic Centre Kebakaran
Lahan lokalisasi juga terus berkembang hingga 12 hektare dan dikenal sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara
Pada tahun 1999, atas ide Gubernur Sutiyoso, akhirnya Lokalisasi Kramat Tunggak akhirnya ditutup dan Jakarta Islamic Centre dibangun di atasnya. ***