Presiden Jokowi Ancam Mafia Tanah yang Menyusahkan Masyarakat: Kita Gebuk
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 22 Agustus 2022 17:35 WIB
ORBITINDONESIA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas menyebut mafia tanah hanya mempersulit masyarakat dalam mengurus sertifikat.
Jokowi menegaskan, mafia tanah yang main-main harus diberangus.
"Kalau masih ada mafia tanah yang main-main silakan detik itu juga gebuk. Ini meruwetkan ngurus sertifikat. Tidak bisa kita biarkan rakyat tidak dilayani urus sertifikat, setuju enggak?” ujar Presiden dalam sambutannya saat menyerahkan sertifikat tanah untuk rakyat di Gelora Delta, Kabupaten Sidoarjo, Senin, 22 Agustus 2022.
Baca Juga: Menteri Nadiem Makarim Tunjuk Sofwan Effendi Jadi Plt Rektor Unila
Presiden menuturkan bahwa di Jawa Timur masih ada sekitar tujuh juta bidang yang belum memiliki sertifikat.
Untuk itu, Kepala Negara mendorong jajaran Kementerian ATR/BPN untuk mempercepat proses penyelesaian sertifikat tanah tersebut.
“Saya sudah perintahkan ke Menteri BPN agar ini terus dipercepat supaya seluruh masyarakat pegang bukti hak kepemilikan tanah yaitu sertifikat,” tambahnya.
Baca Juga: Menko Luhut: Pemerintah Rancang Penyesuaian Harga BBM, Ini Alasannya
Jokowi juga mengingatkan agar masyarakat menyimpan dengan baik sertifikat tanah yang merupakan dokumen penting berisi informasi hak kepemilikan tanah.
Konflik maupun sengketa tanah di daerah di Indonesia, menurut Presiden, masih banyak terjadi dikarenakan masyarakat tidak memegang hak hukum atas tanah tersebut.
“Ini penting, ini adalah bukti hak kepemilikan tanah. Kalau ada yang mengklaim ‘ini tanah saya,’ (tunjukkan) ‘oh bukan, tanah saya, sertifikatnya ada’, (mereka) enggak bisa apa-apa. Ini adalah bukti hak hukum atas tanah,” lanjutnya.
Baca Juga: Hasil Autopsi Ulang Brigadir J Keluar, Ini yang Ditemukan di Tubuh Jenazah
Pada kesempatan tersebut, Presiden juga menjelaskan reformasi yang telah dilakukan pemerintah dalam mengurus sertifikat tanah.
Pada tahun 2016, Presiden mulai menargetkan Kementerian ATR/BPN untuk mengeluarkan lebih banyak dari jumlah sertifikat yang dikeluarkan saat itu.
“Saat itu 2016, saya minta buat 5 juta setahun, saya tunggu coba bisa enggak 5 juta, ternyata bisa. Saya naikkan lagi 7 juta, ternyata juga selesai, naikkan lagi 9 juta ternyata juga bisa. Artinya, kalau kita mau itu sebetulnya bisa,” kata Presiden.***