Saiful Mujani: Majunya Muhaimin Iskandar Jadi Cawapres Mungkin Memang Targetnya Bukan untuk Menang
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 14 Agustus 2022 06:37 WIB
ORBITINDONESIA – Majunya pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Muhaimin Iskandar mungkin targetnya memang bukan untuk benar-benar menang, tetapi untuk tujuan-tujuan lain. Demikian kata pengamat politik Prof. Saiful Mujani.
Dalam siaran pers yang diterima Orbitindonesia pada 14 Agustus 2022, Saiful Mujani menyatakan, politik acapkali bukan hanya sekadar kemenangan elektoral. Targetnya mungkin bukan agar Muhaimin Iskandar jadi Wapres RI, tapi misalnya dia ingin tercatat menjadi calon wakil presiden, yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
“Ini satu langkah politik Muhaimin Iskandar yang memiliki nilai tersendiri. Dan ini juga mungkin bisa membantu partai untuk melakukan mobilisasi,” ujar Saiful Mujani.
Baca Juga: Pepih Nugraha: Sambo dan Runtuhnya Kebanggaan Subjektif Kami
Saiful melihat, pengajuan Prabowo sebagai calon presiden selama ini juga punya tujuan untuk mobilisasi partai. “Prabowo punya magnet untuk menggerakkan pemilih,” tegas Saiful, yang PhD lulusan Ohio State University, AS.
“Targetnya bukan Prabowo menjadi presiden, tapi setidaknya suara Gerindra cukup baik untuk mengamankan para politisi partai. Mungkin itu target minimal. Syukur-syukur kalau Prabowo jadi presiden,” kata Saiful.
Menurut Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Mei 2022, dari total pemilih PKB, 40,7 persen menginginkan Ganjar Pranowo sebagai presiden. Yang mendukung Prabowo 22 persen dan Anies Baswedan 16,5 persen.
Mengapa pemilih PKB cenderung memilih Ganjar Pranowo dibanding tokoh lain? Saiful melihat bahwa ini wajar, karena secara sosiologis pemilih PKB dan Ganjar dekat.
Baca Juga: Prinsip Kehidupan: Kita Seperti Kupu Kupu yang Tak Tahu Warna Sayapnya Sendiri
“Jawa Timur dan Jawa Tengah adalah basis utama massa pemilih PKB dan wilayah itu pula yang menjadi basis pendukung Ganjar,” tuturnya.
Namun demikian, Saiful mengingatkan bahwa Muhaimin pernah melakukan tindakan politik yang menarik dalam kasus pemilihan gubernur Jawa Tengah.
Dalam Pilkada tersebut, PKB tidak mendukung Ganjar Pranowo, melainkan mendukung pasangan Sudirman Said – Ida Fauziyah.
Dalam kasus ini, Saiful melihat PKB memiliki pertimbangan lain di luar menang Pilkada. Karena itu, menurut dia, dalam kasus Pilpres, boleh jadi Muhaimin kembali memiliki pertimbangan lain di luar soal memenangkan Pilpres.
“Ada target lain yang bisa dicapai melalui koalisi itu, tidak hanya secara harfiah. Koalisi Capres dan Cawapresnya bukan hanya untuk menang menjadi pasangan presiden dan wakil presiden. Itu terlalu sederhana kita melihat makna di balik rencana koalisi itu sendiri,” ungkap Saiful.
Kalau dilihat dari aspek demand-side, mestinya koalisi PKB tidak dengan Prabowo Subianto. Tapi, lanjut Saiful, jika PKB mendukung Ganjar, tidak ada jaminan bahwa ketuanya, Muhaimin Iskandar, akan diusung menjadi calon wakil presiden.
“Semangat politik seperti itu (untuk masuk dalam bursa Capres-Cawapres) adalah hal yang normal di kalangan politisi,” kata Saiful. ***