Wamenkumham Eddy Hiariej Dipanggil KPK, Ada Apa, Ini Kronologi Lengkapnya
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 28 Juli 2023 19:35 WIB
ORBITINDONESIA.COM- Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej yang akrab disapa Eddy Hiariej dipanggil KPK.
Eddy Hiariej pun bersedia datang ke kantor KPK pada hari ini, Jumat 28 Juli 2023.
Lantas, mengapa Eddy Hiariej sampai dipanggil KPK? Ini penjelasannya.
Baca Juga: Dipanggil Berulangkali Mangkir, Kejari Medan Tetapkan Mantan Rektor UINSU Sebagai Tersangka Korupsi
Kuasa hukum Eddy, Ricky Herbert Parulian Sitohang, mengatakan bahwa kliennya hadir untuk memberikan klarifikasi.
Eddy Hiariej memberikan klarifikasi terkait penyelidikan dugaan penerimaan gratifikasi Rp7 miliar.
"Jadi hanya klarifikasi beberapa hal yang menyangkut kemarin dan sudah di-clearkan semua," kata Ricky di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat, 28 Juli 2023.
Meski demikian Ricky enggan berkomentar lebih lanjut soal apa saja diklarifikasi lembaga antirasuah kepada kliennya.
"Nanti untuk substansi itu urusan KPK, karena itu kan rahasia penyidik," ujarnya.
Ricky juga menyanggah kabar bahwa laporan yang dialamatkan kepada kliennya telah naik ke tahap penyidikan.
"Enggak, jangan berandai-andai," kata Ricky.
Untuk diketahui, Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej dilaporkan oleh Indonesia Police Watch (IPW) ke KPK atas dugaan gratifikasi sebesar Rp7 miliar.
Sementara itu, Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso (STS) melaporkan Yogi Ari Rukmana selaku asisten pribadi Eddy Hiariej, dan advokat Yosie Andika Mulyadi ke KPK.
Sugeng melaporkan keduanya atas dugaan penerimaan gratifikasi senilai Rp7 miliar terkait konsultasi dan bantuan pengesahan badan hukum sebuah perusahaan.
Meski demikian, kuasa hukum Eddy Hiariej, Ricky Herbert Parulian Sitohang membantah tudingan soal penerimaan gratifikasi tersebut.
Dia mengungkapkan bahwa uang yang diterima Yosi adalah murni fee yang diterima yang bersangkutan untuk pekerjaannya sebagai pengacara.
Ricky juga menegaskan tidak serupiah pun yang diterima oleh kliennya dan kliennya bahkan tak tahu menahu soal apa saja yang dikerjakan oleh Yosi.
"Tidak ada relevansinya antara apa yang dilakukan Saudara Yosi dengan Prof Eddy, itu yang pertama. Yang kedua, soal aliran dana, Prof Eddy tidak mengerti, tidak memahami, dan tidak mengetahui apa yang dilakukan Saudara Yosi dengan kliennya. Jadi, Prof Eddy tidak pernah sepeser pun menerima aliran dana tersebut," katanya.***