Ganjar Pranowo: Tuanku Rakyat, Presiden Hanya Mandat
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 21 Juli 2023 08:35 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kalau selama ini kredo “Tuanku ya Rakyat, Gubernur hanya Mandat” cukup sukses diyakini melekat menjadi integritasnya seorang Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah. Barangkali pemikiran atas konsep itu bisa dilanjutkan ke supremasi yang lebih tinggi lagi.
“Tuanku ya Rakyat, Presiden hanya Mandat”. Harus diyakini lagi. Jika terpilih menjadi presiden dalam Pilpres 2024 nanti, Ganjar Pranowo bisa menerapkan lagi misinya dengan tetap menjalankan “mboten korupsi, mboten ngapusi”.
Kalau perlu, Ganjar mencetak stiker lagi bertuliskan “Yen aku Korupsi, Ora Slamet”. Seperti yang telah diterapkan di Jawa Tengah, stikerisasi itu menjadi salah satu program anti-korupsi yang dimulai dari keteladanan di jajaran Pemerintah Provinsi Jateng. Ditempel stiker itu di kaca mobil dinas para pejabat.
Baca Juga: Dr KH Amidhan Shaberah: Hijrah dan HAM
Ide penempelen stiker anti-korupsi itu bisa saja diterapkan untuk para menteri dan seluruh jajaran pemerintahan. Ditempelkan di kaca-kaca mobil dinasnya. Bisa menjadi terapi setidaknya, agar ada kewaspadaan, jangan sampai korupsi itu dilakukan.
Memang hanya serupa slogan. Tapi tulisan seperti itu bisa jadi sakral. Karena membaca makna yang tergurat.
Bangsa Nusantara punya akar tradisi yang kuat terkait dengan petuah dari leluhur. Jika tidak ditaati petuah itu, bisa menjadikan akibat yang menjadikannya celaka.
Tapi, apalah petuah atau kata-kata serupa kalimat itu. Bukankah menjadi pejabat negara itu sebenarnya sudah menjalani proses yang sakral. Yaktu diresmikan dengan disumpah terlebih dahulu berdasarkan kitab suci masing-masing.
Baca Juga: Profil Lengkap Cinta Mega, Anggota DPRD DKI Jakarta yang Diduga Main Game Ternyata dari Fraksi PDIP
Jika dasarnya memang mental dan moralnya keblangsak, korupsi pun bisa tak terelakkan. Karena memang ada kesempatan dan punya kuasa. Maka, alat kontrol apa yang bisa membuatnya takut?
Meski seorang Ganjar Pranowo dianggap sukses sebagai gubernur yang anti-korupsi dan karenanya mendapatkan penghargaan dari KPK. Tetapi toh, korupsi di Jawa Tengah, pada praktiknya tidak bisa dibilang sedikit.
Tapi memang korupsi yang dilakukan oleh para kepala daerah. Bukan ASN dan Pemda di bawah kendali langsung seorang Gubernur. Karena Kepala Daerah memang punya otonomi sendiri yang tidak harus diawasi oleh Gubernur.
Nasib yang sama, terjadi juga dengan Presiden Jokowi. Kurang keteladanan yang bagaimana dalam hal anti-korupsi. Sudah sesederhana dan bersahaja seperti itu menjadi kepala negara bahkan, toh ada menterinya yang masih tak sungkan melakukan korupsi.
Memang menjadi fenomena dan dilema bagi bangsa ini. Korupsi terus dilakukan para pejabat negara. Tetapi setidaknya kita perlu bersyukur. Bahwa bangsa ini memiliki seorang Joko Widodo dan Ganjar Pranowo.
Kredo “Tuanku Rakyat, Jabatan hanya Mandat” itu akan dibawa dan selalu melekat pada diri seorang Ganjar. Ia tidak akan takut terbawa dilema dengan hal-hal buruk yang akan menimpa jikalau nanti terpilih sebagai presiden RI yang ke-8.
Karena Joko Widodo memang adalah mentornya. Yang telah memberikan banyak inspirasi baginya dalam kepemimpinan. Tidak sekadar itu, Jokowi adalah panutan dan teladan. Tokoh terbaik bangsa ini. Tentu Ganjar tidak akan ragu dan mantap untuk meyakini; “Tuanku Rakyat, Presiden hanya Mandat”.
Karena memang mengabdi kepada negara dengan melayani sebaik-baiknya kepentingan rakyat, sejatinya menjadi tugas dari seorang presiden.
(Oleh: Dwi Klik Santosa) ***