Iyyas Subiakto: Kebohongan dan Kemunafikan Anies
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 13 Juli 2023 19:05 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Menceritakan Anies Baswedan memang tak ada habisnya. Semula saya pikir itu trik dia melakukan kedunguan dalam hal apa saja.
Dari mulai Anies mau pasang bendera peserta Asian Games pakai bambu belah, menutup kali Sentiong pakai waring, kali dinaturalisasi bukan dinormalisasi, buat APBD salah angka ratusan miliar, penyehatan pohon, dan seterusnya.
Tapi pada akhirnya kita menyimpulkan memang orang ini tolol. Dan yang lebih parah Anies tolol, pembohong dan munafik.
Baca Juga: Merasa Dirugikan Konten Podcast TEMPO, Erick Thohir Mengadu ke Dewan Pers
Kemasan jumbonya dia dibalut kemunafikan dan kebohongan besar dari yang mendukungnya. Usaha mereka terdiri dari tim yang kuat, dari mulai duit sampai penegak hukum.
Lihat saja Anies tetap aman di tengah isu korupsi yang valid. Kelebihan bayar, salah satunya. Formula E mungkin yang paling vulgar.
Kita juga tahu, pengusungnya juga bukan gratisan. Ada Jusuf Kalla, sekarang Surya Paloh. Memangnya mereka dermawan yang memikirkan bangsa? Jauh panggang dari api. Boro-boro mikir dana untuk support kemanfaatan berbangsa, ganti untung iya.
Kemunafikan dan kebohongan jumbo yang selalu di-show-kan mereka adalah antara mulut, anus, dan tindakan yang bisa kita lihat terang benderang.
Lihat Jusuf Kalla yang selalu meracau menyerang pemerintah. Tak tahu nya dia lebih parah. Surya Paloh yang bicara korupsi, dia ikut mendesainnya.
Baca Juga: 3 Warga Indonesia Masuk ke Daftar 100 Orang Paling Kaya di Dunia Versi Forbes, Siapa Saja?
Rencana tanggal 16 Juli 2023 mau temu kader di GBK, kenapa tidak di JIS. Karena mereka tahu JIS itu proyek korupsi yang isinya cuma pondasi dan besi. Sisanya polesan murah yang membahayakan. Boro-boro masuk standar FIFA. Buat sepakbola tarkam saja parkir dan jalan masuknya sesak.
Bicara tentang Anies, kita lebih banyak melihat siapa di sekelilingnya. Mereka adalah para buaya yang mengancam Indonesia. Kalau Anies, gampang menekuknya. Justru mafia yang memeliharanya yang mengharuskan kita terus waspada.
Sekarang mereka all out untuk merebut momentum berkuasa, karena era sekarang adalah kans terakhir para bandit mafia tua. Kita jangan lengah kalau tidak mau lelah panjang saat mereka bisa berkuasa. Ngeri membayangkannya, mau jadi apa Indonesia.
Kita lengah sesaat, lalu susah dan sekarat. Mari sehat untuk Indonesia, semangat untuk Indonesia, tidak boleh lelah untuk Indonesia.
(Oleh: Iyyas Subiakto) ***