Yunarto Wijaya: Jangan Jerumuskan Presiden Jokowi Menjadi Pak Harto
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 26 Mei 2023 09:30 WIB
ORBITINDONESIA.COM - "Menunggu instruksi bapak presiden", Masih ingat kalimat ala Almarhum Harmoko yang dulu sering kita dengar? Dulu kalimat itu sering kita bisikan menjadi sebuah bercandaan ketika meledek apa yang terjadi pada masa Orde Baru...
Satu hal yang sebetulnya lumrah saja ketika diutarakan oleh seorang menteri penerangan saat itu yang memang adalah pembantu presiden, yang juga kekuasaanya memang melampaui sistem yang ada.
Yang lebih menarik buat saya adalah ketika "kalimat sejenis" muncul belakangan ini, di era yang sering kita banggakan paling demokratis, yang dipimpin juga oleh orang yang kita anggap sebagai simbol kepemimpinan non-aristokrat.
Dan lebih menariknya, kalimat ini muncul dari para relawan yang selama ini mengklaim sebagai jembatan dari "gap" besar yang dimiliki oleh elite dan rakyat.
Ketika ada kelompok relawan dengan bangganya menyambut pesta demokrasi 2024 dengan istilah "Menunggu instruksi presiden" atau "Tegak lurus terhadap presiden" , lalu apa bedanya kalian dengan partai yang selama ini anda kritik sekedar jadi gerombolan manusia yg menunggu instruksi ketua umumnya?
Lalu buat apa anda membuat musra utk menjaring suara dari bawah tapi kemudian diakhiri dengan keputusan yg menunggu suara dari jokowi? Dan buat apa ada kampanye dalam pemilu kalau arah pilihan akan ditentukan oleh "kepatuhan" pada sosok presiden sebelum?
Jokowi dalam setahun terakhir sudah secara gamblang memberikan kode-kode kepada siapa saja ia terlihat percaya bisa menjadi penerus legacy-nya, bahkan kalo mau jujur sering terlihat offside dikritik oleh sebagian pihak.
Dan itu sudah lebih dari cukup! Laksana Indonesian Idol, beberapa nama yang disuguhkan saya pikir sudah mewakili sosok-sosok yang bisa kita anggap masuk dalam babak final.