Surya Paloh Mengadu Pada Publik Bisnisnya Terganggu, Taktik Playing Victim
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 17 Mei 2023 16:20 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Salah satu strategi pemenangan pemilu (pileg maupun pilpres), adalah dengan memainkan teknik "playing victim". Sebuah gimik guna menarik simpati pemilih karena berkesan disakiti didzolimi oleh lawan politiknya. Sebaliknya lawan politiknya akan dikesankan sosok yang jahat dan dzolim.
Itu yang akan dihembuskan ke mana-mana, untuk meraih simpati. Ingin mengulang cerita sukses SBY yang baper dan memainkan playing victim karena dituding oleh Taufik Kiemas sebagai Jenderal mirip Anak TK di tahun 2004.
Waktu itu, teori playing victim bisa berhasil karena masyarakat pemilih masih sangat polos, berbeda dengan sekarang. Masyarakat sekarang kenyang nonton dan suguhan drama terutama kaum politisi. Masyarakat sekarang cerdas.
Baca Juga: Begini Pesan Erick Thohir dan Jokowi Usai Kemenangan Timnas Indonesia di Final SEA Games 2023
Masih ingat dengan ketua DPR yang pernah diakui benjol se-bakpao besarnya? Lalu juga pejabat/kader partai yang mengaku mengalami sakit berat saat akan diperiksa KPK?
Ada pula yang mengaku ditembak tiga kali tanpa saksi, tanpa ditemukan proyektil peluru? Dulu sekali juga ada yang mengaku digebuki, ternyata cuma operasi plastik. Padahal sudah sempat mengarahkan tuduhan keji pada pemerintah.
Rumusnya, cara seperti ini biasanya digunakan oleh pihak yang posisinya merasa lemah, ditujukan kepada lawan yang posisinya kuat.
Masih ingat juga saat Metro TV menjadi TV "Pemerintah"? Saat Surya Paloh nyaman berkoalisi dengan Jokowi. Metro sering kali diserang sebagai tidak independen, bahkan reporter lapangan mereka mendapat serangan fisik, disebut pula dengan "cebong" dan kafir. Kenapa Surya Paloh tidak baper?
Waktu itu Surya Paloh cuek saja, ada anak buahnya dipersekusi secara fisik. Kenapa dia tidak playing victim? Tidak primbik-primbik ke media? Ya karena posisi Surya Paloh dan Nasdem saat itu kuat.