Pak Lurah Sudah Tirakat untuk Terus Dukung si Rambut Putih
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Minggu, 16 April 2023 18:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pak Lurah sudah melakukan tirakat, dan nama si rambut putih yang tetap muncul, bisik seorang teman. Saya tersenyum.
Tirakat yang dimaksud adalah puasa dan zikir. Ditambah salat istikharah, minta petunjuk.
Sedangkan lokasi tirakat itu adalah tempat mengheningkan cipta dan menjernihkan pikiran para pemimpin bangsa.
Dan kemudian tampaklah foto mereka berdua berseliweran. Saling lempar senyum dan tatapan hangat. Sebuah pertanda, di belakang si rambut putih ada Pak Lurah.
Juru tafsir yang sebelumnya berasumsi liar tiba-tiba bungkam. Ternyata Pak Lurah sangat sayang pada si rambut putih. Ternyata tukang ramal gestur tempo hari itu salah dan ngawur.
Hari ini pamor si rambut putih sedikit turun. Banyak yang cemas, termasuk teman saya. Tapi saya hanya tersenyum.
Adakalanya orang jatuh itu bukan karena kalah. Tapi karena dia bersiap melompat lebih tinggi.
Baca Juga: Renungan Ramadan: Inilah Lima Tanda Amal yang Diterima Allah SWT
Si rambut putih adalah satria pinilih. Dia harus belajar tabah, ngalah dan pasrah. Karena beban yang nanti ditanggungnya teramat besar.
Dia tidak boleh jumawa, adigang, adigung, adiguna. Ini adalah cara alam menggemblengnya. Agar dia siap menghadapi ombak dan melawan badai.
Dengan Pak Lurah sebagai mentor, saya yakin si rambut putih akan berhasil melalui ujiannya. Memang tidak mudah, tapi jalan terjal ini akan melahirkan seorang pejuang.
Dulu orang-orang juga meragukan Pak Lurah. Karena dia kerempeng, ndeso, bahasa inggrisnya medok. Tapi dia membuktikan, Indonesia bangkit dan diakui dunia.
Baca Juga: Pemudik yang akan Menuju Pulau Jawa Mulai Padat di Pelabuhan Bakauheni
Si rambut putih juga dalam tahap yang sama. Tapi semua rasa sakit, diragukan, disakiti, dijegal, ditinggal, akan menjadi buah manis untuknya.
Dia akan melihat dunia dengan lebih utuh. Ada kejamnya. Ada sakitnya. Ada sedihnya. Tapi juga ada keindahan, ketulusan, loyalitas.
Dia akan menjadi manusia seutuhnya. Kemudian menjadi pemimpin orang-orang yang teraniaya.
(Oleh: Kajitow Elkayeni) ***