Politik Dinasti Jokowi-Gibran dan Efek Tumbuh Suburnya Praktik Kolusi dan Nepotisme Seperti Era Orde Baru
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 23 Oktober 2023 06:30 WIB
Oleh Krista Riyanto*
ORBITINDONESIA.COM – Gerakan reformasi yang menjatuhkan rezim otoriter Orde Baru yang dipimpin Soeharto 1998 punya agenda utama: memberantas praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme atau lebih sering dijuluki sebagai KKN.
Memberantas praktik KKN bukan pekerjaan ringan memang. Lembaga sebesar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertugas untuk itu, juga belum kunjung tuntas dalam menumpas praktik KKN samapi sekarang ini.
Meski KPK belum bisa meniadakan praktik KKN, setidaknya kita tidaklah ikut ambil bagian dalam menumbuhkan praktik yang meracuni negeri ini.
Salah satu bentuk turunan dari praktik KKN adalah dinasti politik.
Dinasti politik adalah bentuk kezaliman penguasa dalam melanggengkan kekuasannya dengan membangun penguasa baru dari lingkungan keluarganya.
Di dalam dinasti politik, seorang penguasa yang akan lengser biasanya menyiapkan suksesornya dari lingkungan keluarga yang punya ikatan darah. Paling umum adalah anaknya. Bisa juga menantunya.
Itu biasa dijalankan oleh kalangan penguasa di masa feodal kerajaan tradisional. Di mana raja yang akan mangkat menyiapkan putra mahkotanya agar kekuasaan terhadap negerinya tetap langgeng.