Perhatikan Tanda-tanda Stiff Person Syndrome ini yang Diidap Celine Dion, Ada yang Sampai Tak Bisa Jalan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 09 Desember 2022 20:53 WIB
ORBITINDONESIA – Diva Legendaris, Celine Dion membatalkan konsernya di Eropa karena masalah kesehatan.
Dirinya diketahui mengidap penyakit langkah bernama Stiff Person Syndrome (SPS). Stiff Person Syndrome adalah kelainan neurologis yang jarang terjadi, biasanya ditandai dengan kejang otot, kram, ataupun gabungan keduanya.
Ahli medis pun belum meengetahui pasti apa pemicu dari Stiff Person Syndrome, namun beberapa penelitian menyebut penyakit ini merupakan efek dari gangguan autoimun.
Baca Juga: Pernah Nyanyi Lagu Titanic My Heart Will Go On, Penyanyinya Celine Dion Divonis Gangguan Saraf Langka
Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel sehat tanpa alasan apapun.
Kebanyakan orang dengan kelainan ini membentuk anatibodi yang menyerang Glutamic Acid Decarboxylase (GAD) yaitu sebuah enzim membantu mengontrol pergerakan otot. Oleh karena itu, penyakit ini sangat menganggu aktivitas orang yang alami kelainan ini.
Tingkat keparahan Stiff Person Syndrome bervariasi pada setiap orang. Kondisinya bisa berkembang selama beberapa bulan dan mungkin tetap stabil selama beberapa tahun atau perlahan-lahan memburuk. Berikut tanda-tanda stiff person syndrome dikutip dari Rare Disease:
1. Radang Tiroid
Baca Juga: Lirik Lagu My Heart Will Go On dari Celine Dion, Lengkap dengan Terjemahannya
Meski jarang terjadi, namun ahli medis mendapatkan laporan orang dengan Stiff Person Syndrome alami penyakit radang tiroid (tiroditis) seperti anemia pernisiosa dan vitiligo.
Anemia pernisiosa sendiri adalah penurunan kadar sel darah merah akibat ketidakmampuan tubuh menyerap vitamin B12, sedangkan vitiligo ditandai dengan warna kulit pucat karena hilangnya pigemntasi
2. Nyeri Punggung
Pada awalnya, pengidap Stiff Person Syndrome alami rasa tidak nyaman dan kaku di area punggung terutama leher, pinggul dan bahu, seiring waktu kondisi ini dapat menjalar dan menyebabkan kekakuan pada otok kaki yang memcu cara berjalan yang kaku dan lambat.
Baca Juga: TERJAWAB, Ini Arti Pangkat Langka Tituler yang Diterima Deddy Corbuzier, Ternyata Begini
3. Kejang Otot
Kejang otot dapat terjadi secara spontan sebagai bentuk respon terhadap berbagai rangsangan. Gejala ini dapat dipicu oleh suara yang mengagetkan. Kontak fisik ringan, suhu dingin, stress atau situasi yang membuat emosional meningkat.
Kejang otot sering kali sangat menyakitkan sehingga memperburuk kekakuan tubuh seorang pengidap Stiff Person Syndrome
Kejang otot bisa terjadi di bagian tubuh mana saja dengan dampak yang berbeda-beda. Kejang otot perut dapat menyebabkan pengidapnya merasa kenyang lebih cepat sehingga tanpa sadar berat badan turun drastis.
Jika hal ini terjadi di otot dada, saluran pernapasan akan terhambat dan efeknya bisa mengancam jiwa. Kondisi ini bisa jadi serius dan perlu pertolongan darurat medis.
4.Kelainan Bentuk Tulang Punggung
Ketika kekakuan otot punggung meningkat, postur tubuh pengidapnya jadi membungkuk. Tanda-tanda ini kemungkinan disebabkan oleh dua hal, yaitu tulang belakang bagian atas melengkung ke luar (kyphosis) atau tulang belakang bagian bawah melengkung ke dalam (hyperlordosis).
5. Mioklonus
Adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan sentakan otot mendadak akibat kontraksi otot (mioklonus positif) atau relaksasi otot (mioklonus negative). Kedutan ini cukup meresahkan pengidapnya karena sulit dikendalikan
Baca Juga: BRI Liga 1 : Tertinggal Lebih dulu, Rans Nusantara FC Melawan Persikabo 1973 Berakhir Imbang
6. Agoraphobia
Kekakuan menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu. Oleh karena itu, orang diduga mengalami Stiff Person Syndorome bisa mengalami kecemasan atau panik di tempat terbuka jika tidak didampingi.
Gangguan inilah yang disebut agoraphobia dan mengakibatkan orang tersebut enggan untuk pergi keluar rumah.
Bila anda mengalami tanda-tanda Stiff Person Syndrome segera laporkan untuk menghindari komplikasi serius.
Dengan pengobatan sedari dini dan menjaga keadaan tetap stabil, karena bla sudah parah, pengidapnya mungkin menggunakan alat bantu jalan, tongkat atau kursi roda sebagai bantuan untuk mobilitasnya sehari-hari. ***