Prof Anwar Daud: Pelabelan BPA Kemasan Kaleng Lebih Cocok Ketimbang AMDK
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Kamis, 10 November 2022 21:40 WIB
ORBITINDONESIA - Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Anwar Daud, SKM., M.Kes, C.EIA menegaskan, kontaminasi Bisfenol A (BPA) secara signifikan lebih tinggi pada kemasan kaleng daripada makanan non kaleng.
Ini seperti makanan segar, makanan beku, dan kemasan plastik. Jadi, menurutnya, jika mau melabeli “berpotensi mengandung BPA” itu lebih cocok kepada kemasan kaleng ketimbang kemasan air.
“Tapi, kalaupun berencana mau melabeli kemasan pangan, harusnya semua kemasan itu harus dilabeli dengan menyatakan ini bebas bahan berbahaya," ujarnya, terkait wacana pelabelan BPA.
Baca Juga: Rachmat Hidayat Terpilih Kembali Sebagai Ketua Umum Aspadin Periode 2022 - 2025
"Jangan ada diskriminatif kalau mau mengamankan kemasan pangan. Kalau mau dilabeli, ya semua harus dilabeli,” ujar Anwar Daud di acara kegiatan workshop.
Workshop “Penggunaan Bahan Bisphenol A (BPA) Pada Makanan dan Minuman” itu diselenggarakan Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan di Hotel Mercure Jakarta, Selasa, 8 November 2022.
Dia mengatakan, penerapan label pada semua kemasan pangan tanpa terkecuali itu mengingat --meskipun penelitian BPOM menyatakan itu masih di bawah standar-- tapi kalau khusus dari alasan kesehatan, kalau itu dikonsumsi terus menerus akan berbahaya juga.
Dia juga tidak setuju dengan BPOM yang menyatakan pelabelan BPA ini tidak berlaku untuk depot air minum isi ulang.
Baca Juga: Lowongan Kerja Terbaru 2022 di PT MNC Animation Butuh HR Operation
Menurutnya, justru wadah-wadah air yang digunakan untuk mengisi air minum depot isi ulang itu patut dikhawatirkan, karena bisa saja menggunakan wadah-wadah yang tidak berstandar.