BKKBN: Sebanyak 50 Ribu Anak Menikah Akibat Hamil Diluar Nikah, Inilah Pentingnya Pendidikan Seks Sejak Dini
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 18 Juli 2023 20:00 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Baru-baru ini, BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) merilis data mengejutkan tentang data anak dibawah umur yang terpaksa menikah.
Menurut BKKBN, sebanyak 50 ribu anak terpaksa menikah akibat telah lebih dulu hamil diluar nikah, sehingga membuat dispensasi perkawinan anak terus meningkat setiap tahunnya.
Rendahnya pendidikan seks disebut-sebut menjadi penyebab meningkatnya jumlah perkawinan anak yang disebabkan hamil diluar nikah.
Baca Juga: Tes Tahap II Sudah Dimulai, TBI BUMN Jadi Trending, Tanggapan Peserta: Susah, Teksnya Panjang Banget
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan pendidikan seksual bisa menjadi kunci untuk menekan angka kehamilan anak.
Hal itu bisa disiasati dengan adanya pendidikan seks di sekolah yang dimasukkan kedalam pelajaran jasmani dan kesehatan.
Disisi lain, Komnas Perempuan mencatat dispensasi perkawinan anak terus meningkat 7 kali lipat sejak tahun 2016, menjadikan angka ini semakin mengkhawatirkan.
Baca Juga: Khusus Buat Para Ibu, Inilah Makna Peringatan Hari Pekan ASI Sedunia 1 Agustus 2023
Hasto mengatakan sebagian besar dispensasi ini tidak bisa ditolak oleh pengadilan karena 80% anak perempuan yang melapor sudah hamil.
Menurut Hasto, banyak penelitian ilmiah menyatakan bahwa anak-anak yang memahami kesehatan reproduksi lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan hubungan seks bebas.
Namun sayangnya, masih banyak orang yang menganggap pendidikan seks sebagai sesuatu yang tabu untuk diberikan kepada anak-anak dan remaja.
Orangtua maupun orang dewasa akan merasa risih saat anak-anak atau remaja menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan seks, sehingga mereka lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan.
Padahal, pengetahuan seks penting diajarkan sejak dini pada anak, baik anak laki-laki maupun perempuan harus mendapatkan itu, terutama dimulai dari keluarga lebih dulu.
Hal ini diperlukan agar anak-anak mengetahui bagaimana perilaku seksual yang sehat serta mencegah terjadinya pelecehan seksual hingga seks bebas yang meresahkan.
Jangan sampai anak terlanjur mendapatkan informasi yang kurang tepat seputar seks dari sumber yang tidak dapat dipercaya, misalnya teman sebaya atau internet.
Selain itu, anak juga perlu tahu bahwa sebagai orang tua, anda bisa mulai diajak berdiskusi seputar topik tersebut tanpa harus membuat mereka malu saat bertanya.
Ketika anak-anak sudah diberikan edukasi seks atau pendidikan seksual sejak dini, di masa remaja ia pun tidak merasa canggung dan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Saat anak berusia 3 atau 4 tahun, mereka akan mulai memperhatikan dunia di sekitarnya dan mulai belajar untuk mengenali tubuhnya sendiri serta membandingkan diri mereka dengan teman-temannya.
Saat itulah anak mungkin akan mulai menyadari bahwa kondisi fisik perempuan dan laki-laki itu berbeda.
Ketika anak anda mulai mengeksplorasi lingkungannya, ini akan menjadi kesempatan bagi para orangtua untuk memberikan pemahaman dasar mengenai seksualitas.***