DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Mengenali Gejala Penyakit Parkinson

image
Ilustrasi terapj bagi pasien penyakit Parkinson.

ORBITINDONESIA.COM - Penyakit Parkinson adalah kelainan neurologis progresif yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Ini bisa menjadi diagnosis yang buruk, tidak hanya bagi yang mengidapnya, tetapi juga bagi orang yang mereka cintai.

Meskipun penyakit Parkinson sulit didiagnosis, mengenali tanda dan gejalanya dapat menjadi langkah pertama untuk mendapatkan bantuan dan pengobatan yang diperlukan, untuk menangani kondisi tersebut.

Kita dapat mengeksplorasi beberapa tanda penyakit Parkinson yang umum dan tidak umum, dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan mendorong deteksi dini.

Baca Juga: Viral, Choi Siwon Ditunjuk Jadi Pembicara dalam ASEAN Business and Investment Summit 2023, Apa Visinya

Penyakit Parkinson adalah kelainan neurodegeneratif yang terutama memengaruhi pergerakan, namun juga dapat menyebabkan berbagai gejala yang mengejutkan dan tidak terduga.

Gejala-gejala tersebut antara lain perubahan suara dan ucapan, gangguan tidur, perubahan penglihatan, kehilangan indra penciuman, masalah kulit, sembelit, kecemasan dan depresi, perubahan kognitif.

Ditambah lagi: gangguan kontrol impuls, keringat berlebih, penurunan tekanan darah saat berdiri, halusinasi, nyeri, dan kesulitan menelan.

Penyakit Parkinson disebabkan oleh degenerasi neuron penghasil dopamin di otak. Dopamin adalah pembawa pesan kimia yang membantu mengatur pergerakan dan koordinasi, dan ketika neuron ini rusak atau hancur, hal ini menyebabkan kurangnya dopamin di otak.

Baca Juga: Fun Fact Roronoa Zoro Di One Piece Live Action dari Jarang Mandi hingga Kesabaran Setipis Tisu

Penyebab pasti Penyakit Parkinson belum sepenuhnya dipahami, namun diperkirakan melibatkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

Beberapa mutasi genetik telah dikaitkan dengan peningkatan risiko Parkinson, dan paparan terhadap racun atau bahan kimia tertentu juga mungkin berperan.

Usia juga merupakan faktor risiko yang signifikan, karena risiko terkena Parkinson meningkat seiring bertambahnya usia.

Meskipun tidak ada obat untuk penyakit Parkinson, pilihan pengobatan tersedia untuk membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit tersebut.***

 

Berita Terkait