DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Ditemukan Virus Khosta 2, Lebih Mudah Menular ke Manusia dan Resisten pada Vaksin

image
Ilustrasi, hewan kelelawar yang disebut menyebarkan virus Khosta 2.

ORBITINDONESIA - Dunia dibuat khawatir dengan penemuan virus baru bernama Khosta 2.

Virus Khosta 2 ditemukan oleh sejumlah ilmuwan asal Amerika Serikat (AS) yang juga melakukan penelitian tentang Covid 19.

Lantas, bagaimana sebenarnya virus Khosta 2 yang baru ditemukan tersebut?

Baca Juga: Ilmuan AS Temukan Khosta 2, Virus Baru yang Berpotensi Ancam Dunia setelah Covid 19

Khosta 2 merupakan virus yang ditemukan pada tubuh kelelawar yang hidup di Rusia.

Varian sebelumnya, yakni Khosta 1 tidak dapat memasuki sel tubuh manusia dengan mudah, tetapi Khosta 2 dapat melakukannya dengan mudah.

Khosta 2 menempel pada protein yang sama, ACE2 yang digunakan SARS-CoV-2 untuk menembus sel manusia.

Baca Juga: Analisis: Puan Maharani dan Dewan Kolonel Justru Akan Menenggelamkan PDIP di Pemilu 2024

Seorang peneliti mengatakan bahwa reseptor pada sel manusia adalah cara virus masuk ke dalam sel.

Jika virus tidak dapat masuk ke dalam pintu, maka virus tersebut tidak dapat masuk ke dalam sel, dan sulit untuk membuat jenis infeksi apa pun.

Virus baru dapat berdampak pada sel manusia dengan mudah.

Baca Juga: Misi Gibran Rakabuming Raka Datangi Rocky Gerung adalah Satukan Kubu Cebong dan Kampret

Michael Letko, seorang penulis penelitian mengatakan bahwa orang yang divaksinasi terhadap Covid 19 tidak dapat menetralisir virus, dan orang yang telah pulih dari infeksi Omicron juga tidak dapat.

Namun, para peneliti mengatakan bahwa seperti varian Omicron dari SARS-CoV-2, virus ini tidak memiliki gen yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia.

Tetapi pada akhirnya bisa berubah jika bercampur dengan gen SARS-CoV-2.

Baca Juga: Kode Promo Gojek, GoRide, GoCar, GoFood Terbaru, Buruan Klaim Bisa untuk Tiket Pesawat, Kereta Api, dan Hotel

Disebutkan juga bahwa virus Khosta 2 tidak hanya mudah menular pada manusia, namun juga resisten atau tahan pada vaksin yabg ada saat ini.***

Berita Terkait